Beirut, (ANTARA News) - Enam bom buatan meledak di daerah campuran Sunni-Syi`ah di Beirut barat pada Minggu malam, menyebabkan kerusakan tapi tidak ada korban, kata seorang pejabat keamanan di sini Senin. Ledakan-ledakan itu terjadi di Corniche al-Mazraa, satu daerah yang menjadi tempat bentrokan kekerasan antar suku Mei lalu, di tengah-tengah pertempuran sengit antara pesaing-pesaing politik, yang menewaskan 65 orang dan mengirimkan Lebanon ke arah perang sipil. Jendela-jendela di toko-toko dan mobil-mobil berantakan di daerah Muslim yang sebagian besar terdiri kelompok Sunni, namun tak ada korban yang cedera. Dua bom serupa berhasil dijinakkan oleh militer Lebanon di dekat satu gereja di desa Lassa, di utara Beirut, kata pejabat keamanan kepada AFP. Kekhawatiran keamanan kian meningkat di Lebanon menjelang perundingan-perundingan rekonsiliasi nasional antara para pemimpin politik yang bermusuhan Selasa, setelah seorang politisi pro Suriah tewas dalam insiden bom mobil Rabu. Dialog nasional, yang dipimpin oleh Presiden Michel Sleiman, diperkirakan akan difokuskan pada masalah yang menjadi sumber pemecah-belah, antara lain senjata-senjata yang dimiliki oleh kelompok Syi`ah Hizbullah. Kontroversi kepemilikan senjata Hizbullah mencuat setelah para pejuangnya menangkap dua tentara Israel dalam pertempuran lintas-batas pada Juli 2006, yang kemudian memicu perang 34 hari yang mematikan, yang menghancurkan Lebanon. Konflik tersebut mendidih kembali pada Mei ketika Hizbullah melakukan ambil-alih angkatan darat di lembah yang didominasi Sunni di Beirut barat, dalam perang sipil yang sengit sejak 1975-1990. Kelompok yang memerintah didukung Barat di parlemen menyatakan mempunyai kewenangan tunggal dalam membuat keputusan-keputusan soal perang dan perdamaian, namun Hizbullah menentangnya karena dia menyatakan berhak untuk melawan Israel.(*)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008