Jakarta (ANTARA News) - Bio Cellular Research Organization (BCRO) Indonesia mulai tahun 2008 telah mengenalkan sistem pengobatan transplantasi stem sel atau mengganti sel-sel tubuh yang rusak kepada pasien sejumlah penyakit di Jakarta. Pengobatan sistem Stem Sel dengan menyuntikkan sel yang telah dikemas dari embrio binatang kelinci, berdasarkan pengalaman klinis 28 tahun d di dunia telah mampu menggantikan jaringan sel yang rusak pada manusia, kata Direktur Pelkasana BCRO Indonesia dr Suharto, SpKO, DPH didampingi pakar stem sel dari Swiss Dr Michael Molnar kepad pers di Jakarta, Senin petang. Menurut Suharto, BCRO sejak 1998 telah mampu menghasilkan stem sel (stem cell) untuk transplantasi seluruh jenis sel yang dikenal dan dapat dipakai sebagai pengobatan pasien tanpa mengganggu sistem kekebalan tubuh. Penyakit yang diobati dengan stem sel, antara lain diabetes melitus (DM) tipe 2 dan campuran tipe 1 dan 2 terutama yang sudah ada komplikasi, penyakit kelainan defisiensi hormon yang tidak dapat ditasi, penyakit menopouse dini dan beberapa penyakit ginekologis berat yang tidak dapat ditasi dengan obat-obat canggih, infertilitas. Selain itu, penyakit kelainan kekebalan tubuh seperti HIV/AIDS, kanker, penyakit parkinson dan penyakit kelainan tumbuh kembang. Sementara itu, Ketua tim Transplantasi RS Pondok Indah (RSPI) Jakarta Dr Mulyono S mengatakan, RSPI sejak awal 2008 hingga saat ini telah melakukan transplantasi stem sel kepada 18 pasien yang sebagian besar penderita DM. Sebelumnya pasien diperiksa dulu oleh tim dokter dari RSPI dan tim dari Dr Michael Molnar dari Swiss guna mengetahui kebuhutuhan stem sel. "Untuk memastikan efektivitas pengobatan stem sel kepada 18 pasien masih menunggu waktu enam bulan setlelah penyuntikan stem sel ke tubuh pasien," katanya. Stem sel adalah sel makhluk hidup yang mempunyai kemampuan untuk berbelah diri dan akhir-akhir ini dunia kedokteran telah berhasil dikembangkan menjadi salah satu cara yang ilmiah untuk pengobatan penyakit pada manusia. "Stem sel ternyata dapat diambil dari mamalia (kelinci) karena para ahli di dunia menggunakan 99 persen lebih sel binatang untuk pengobatan," kata dr Suharto. Suharto menambahkan, Majelis Ulama Malaysia dan Indonesia tidak melarang sistem pengobatan stem sel karena menggunakan sel binatang halal (kelinci) dan tidak menggunakan sel binatang yang dilarang Islam seperti babi. "Transplantasi Stem Sel bukan 'obat dewa', bukan juga transplantasi sel istimewa yang dapat menyembuhkan segala penyakit, tapi tubuh setiap mamalia (kelinci) dan manusia mempunyai 200 macam sel," katanya. Dr Michael Molnar (orang Amerika Serikat berasal dari Cekoslovakia), sejak tahun 1976 mulai melakukan riset dan mencari pengobatan baru terhadap penyakit yang pengobatannya tidak efektif lagi. Sebanyak 5000 pasien telah menerima transplantasi stem sel langusng dari Dr Molnar atau di bawah bimbingannya serta memberikan kuliah transplantasi Stem Sel lebih dari 30 negara dan menulis dua buku, 30 artikel di jurnal.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008