pelopor dalam penelitian aplikasi klinis sel punca untuk indikasi osteoarthritis, luka bakar, dan patah tulang
Jakarta (ANTARA) - ReGeniC Lab (Regenerative and Cellular Therapy), unit layanan di bidang sel punca (stem cell), saat ini memproduksi stem cell alogenik hingga 80 miliar sel atau setara dosis 1.000 pasien dan 15.000 liter secretome.

Regenic Lab sendiri memiliki tiga fokus produksi di antaranya stem cell autologus (bersumber dari pasien untuk pasien yang sama), stem cell alogenik (dari donor untuk pasien), dan metabolit sel punca (secretome).

PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak perusahaan PT Bifarma Adiluhung meluncurkan Regenic pada 2012.

Baca juga: Terapi sel punca turunkan tingkat kematian pasien kritis COVID-19

Direktur PT Bifarma Adiluhung dr Sandy Qlintang menjelaskan sejarah awal mula berdirinya fasilitas pengolahan sel punca pertama di Indonesia tersebut.

"Dimulai pada 1 Desember 2006, dr. Boenjamin Setiawan, PhD menjadi founder dan inovator dalam perkembangan stem cell di Indonesia. Beliau membangun fasilitas yang disebut Stem Cell and Cancer Institute (SCI) di Pulomas," kata dr Sandy dalam keterangan resminya pada Rabu.

Pada tahun 2020, perusahaan ini telah berkembang menjadi industri farmasi yang memiliki fasilitas pengolahan sel punca dan metabolit yang baru dan terbesar di Indonesia yang telah memiliki Ijin Operasional dari Kementerian Kesehatan dan Sertifikasi CPOB dari

"Regenic telah bekerja sama dengan berbagai Universitas di Indonesia, khususnya sebagai pelopor dalam penelitian aplikasi klinis sel punca untuk indikasi osteoarthritis, luka bakar, dan patah tulang," kata dr. Sandy.

Baca juga: Mengenal tren mengencangkan organ kewanitaan dengan suntik "stem cell"

Regenic juga sering kali tampil di acara ilmiah internasional, salah satunya Cell and Gene Therapy Asia dan Biologics Contracts Manufacturing Asia untuk meng-update perkembangan terbaru dalam terapi sel dan genetik dunia.

Pada tahun 2021, Regenic bekerja sama dengan tiga rumah sakit, yaitu RSUD dr. Moewardi, RSUP dr. Sardjito, dan RS Hasan Sadikin untuk uji klinis sel punca pada pasien COVID-19 gejala berat, dengan dana hibah dari Ristek-BRIN dan di bawah pengawasan BPOM.

Saat ini, Regenic juga secara resmi bekerja sama dengan beberapa rumah sakit, diantaranya RSUP dr. Sardjito dan RSJP Harapan Kita untuk aplikasi klinis sel punca bagi pasien penderita cedera tulang belakang dan jantung.

Pada tahun 2012, di lokasi SCI itulah berdiri fasilitas pertama di Indonesia untuk pengolahan sel punca, Regenic, di bawah PT Bifarma Adiluhung yang mendapatkan Ijin Operasional dari Kementerian Kesehatan, dan Sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM.

Baca juga: BRIN dorong akselerasi riset sel punca di Indonesia

Baca juga: UGM bersama Tristem Medika Indonesia kembangkan riset sel punca

Baca juga: ASPI: Perlu kolaborasi dan sinergi perkuat riset sel punca Indonesia

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022