Jakarta (ANTARA) - Wakil Direktur Stem Cell and Cancer Institute (SCI) dr. Sandy Qlintang, M.Biomed., menjelaskan bahwa terapi stem cell (sel punca) sangat menjanjikan untuk meningkatkan peluang kesembuhan pasien dari penyakit degeneratif.

“Penurunan jumlah dan kualitas stem cell dapat mengakibatkan penyakit degeneratif. Terapi stem cell sangat menjanjikan untuk tingkatkan peluang kesembuhan pasien,” kata dr. Sandy Qlintang, M.Biomed dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Sandy mengatakan bahwa manusia dilahirkan telah memiliki sel punca, namun, seiring bertambahnya usia, jumlah dan kualitas sel punca mengalami penurunan (penuaan sel punca). Selain itu, faktor lingkungan seperti polusi, infeksi, dan faktor genetik juga turut berkontribusi.

Baca juga: Asa sel punca dan optimisme autisme

Terkait dengan inovasi dan penelitian di bidang Cell Therapy dan Genomic, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) pun kembali menyelenggarakan seminar internasional Dr. Boenjamin Setiawan Distinguished Lecture Series (DBSDLS) yang ketujuh. Ini merupakan kegiatan berbagi informasi atau edukasi ilmiah bersama dengan SCI.

“Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan inovasi dan cara-cara baru dalam melakukan transformasi layanan kesehatan agar layanan kesehatan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik,” katanya Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius.

Kegiatan itu bertujuan untuk dapat mendorong perkembangan ilmu pengetahuan serta inovasi di bidang genomik dan sel puncal yang dapat dimanfaatkan menjadi terobosan baru pengobatan di Indonesia. Menurut dia, hal ity selaras dengan program Kementerian Kesehatan, yakni pengembangan teknologi dan inovasi kesehatan di biomedical, genomic sequencing, dan cell therapy.

“Kalbe pun sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Kementerian Kesehatan melalui program transformasi kesehatan demi terciptanya kemandirian kesehatan di Indonesia. Kami berharap dapat terus berkolaborasi dengan pemerintah dan semua pihak dalam menyukseskan implementasi inisiatif Transformasi Teknologi Kesehatan,” tutur Vidjongtius.

Pada tahun 2006 Kalbe mendirikan Stem Cell and Cancer Institute untuk meneliti dan mengembangkan cell therapy dan terapi berbasis gen. Kemudian, tahun 2009, Kalbe meresmikan Kalbe Genomics atau KalGen, laboratorium diagnostik molekuler pertama di Indonesia, untuk memberikan layanan pemeriksaan genetik sel kanker, dan kini berkembang pada pemeriksaan genetik untuk penyakit lainnya.

Tahun 2010, Kalbe melalui anak perusahaannya, PT Bifarma Adiluhung, mendirikan Regenerative and Cellular Therapy atau ReGeniC untuk memberikan layanan pemrosesan sel punca dengan sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan POM dalam memenuhi kebutuhan penelitian di bidang cell therapy untuk berbagai penyakit.

Baca juga: Kemenkes susun standar minimal layanan sel punca

Baca juga: BRIN-ASPI dukung kolaborasi dan integrasi riset sel punca di Indonesia

Baca juga: BRIN dorong akselerasi riset sel punca di Indonesia

Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023