Jakarta (ANTARA News) - Potensi zakat nasional yang nilainya diperkirakan Rp19,3 triliun per tahun hingga kini belum terhimpun dan terkelola dengan baik. Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas ) Prof. Didin Hafidhuddin di Jakarta, Selasa, menjelaskan dari seluruh potensi zakat yang ada, yang dihitung dengan asumsi jumlah pembayar zakat sebanyak 40 juta orang di seluruh Indonesia, maka baru sebagian kecil yang terhimpun dan bisa dikelola oleh badan-badan amil zakat. "Tiap tahun, dana yang terhimpun dari semua badan amil zakat baru sekitar Rp900 miliar," katanya. Sementara Baznas dan jaringannya di seluruh daerah, kata Direktur Eksekutif Baznas Emmy Hamidiyah, baru bisa menghimpun dana zakat sebesar Rp360 miliar/tahun. Dana tersebut digunakan untuk memberikan bantuan bagi fakir miskin yang membutuhkan (mustahiq) melalui program Indonesia Peduli untuk penanggulangan bencana, Indonesia Sehat untuk bidang kesehatan, Indonesia Cerdas untuk bidang pendidikan. Kemudian, Indonesia Makmur untuk pemberdayaan ekonomi, dan Indonesia Taqwa untuk bidang dakwah. Didin menjelaskan, dana zakat yang dihimpun dan dikelola badan amil hingga kini masih relatif sedikit karena belum banyak masyarakat yang memanfaatkan badan amil untuk menyalurkan zakat mereka. "Bukan karena tidak percaya, tapi karena mungkin mereka belum tahu, sosialisasinya memang masih kurang," katanya. Ia menambahkan pihaknya berusaha memperbanyak kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang penyaluran zakat. "Harapannya tahun 2017 nanti badan amil zakat sudah bisa mengelola sebagian besar potensi zakat ini sehingga persoalan-persoalan kemiskinan bisa teratasi dengan zakat," demikian Didin Hafidhuddin. (*)

Copyright © ANTARA 2008