Satu kali petik saat puncak panen bisa mencapai tiga kuintal
Kulon Progo (ANTARA) - Para petani lahan pantai di Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai memanen cabai seluas 10 hektare awal November 2019.

Seorang petani, Widodo di Kulon Progo, DIY, Selasa, mengatakan lahan miliknya seluas 1.500 meter persegi mampu menghasilkan tiga kuintal cabai sekali petik.

"Kami petik cabai setiap empat hari sekali. Satu kali petik saat puncak panen bisa mencapai tiga kuintal," kata Widodo.

Ia mengatakan hasil panen tahun ini memang cukup bagus. Hal ini dikarenakan cuaca cukup bagus untuk pertumbuhan bunga, sehingga hasil produksi bisa maksimal.

"Produksi panen untuk musim tanam kedua ini sangat bagus. Buah cabai juga besar-besar, sehingga meningkatkan nilai jual," katanya,

Widodo mengatakan harga cabai di tingkat pasar lelang mencapai Rp16.500 per kilogram atau naik Rp1.500 dari sebelumnya Rp15.000 per kilogram. Harga cabai berubah setiap hari sesuai hasil lelang.

Cabai hasil produksi lahan pantai yang masuk pasar lelang dijual ke Jakarta dan Sumatera. Pasar lokal hanya bisa menampung kurang dari 25 persen dari hasil panen lahan pantai.

"Harga cabai di pasar lelang memang cukup bagus. Tapi, kami juga berharap harga cabai terus meningkat," harapnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo Aris Nugraha mengatakan Pemkab Kulon Progo membangun 27 pasar lelang untuk memfasilitasi petani cabai di sepanjang pesisir. Tujuannya, harga cabai di tingkat petani tidak dipermainkan oleh tengkulak.

Ia mengatakan sepanjang tahun, produksi cabai di Kulon Progo rata-rata mencapai 3.500 ton, dengan 80 persennya disumbang dari produksi lahan pantai.

"Kami mendorong petani terus mempertahankan produksi, sehingga produksi cabai dari Kulon Progo menguasai pasar di tingkat nasional," katanya.

Baca juga: Batam targetkan produksi cabai merah dua ton per hari
Baca juga: Harga cabai di pasar tradisional Purwokerto kembali turun

Pewarta: Sutarmi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019