Bogor (ANTARA News) - Menipisnya lapisan ozon di ruang angkasa telah mengakibatkan timbulnya efek rumah kaca, yang dampaknya telah dirasakan penduduk dunia, antara lain meningkatnya panas suhu udara dan berubahnya iklim. "Kita bisa merasakan sendiri sekarang ini, hujan tiba-tiba turun setiap hari, padahal, hari-hari di bulan September ini menurut para ahli cuaca masih musim kemarau. Inilah salah satu bukti bahwa iklim mudah berubah-ubah," kata Asisten Sosial Ekonomi (Sosek) Bambang Hemanto mewakili walikota Bogor pada peringatan Hari Ozon se-dunia di Bogor, Selasa. Pada peringatan yang berlangsung di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bantarjati 9 Bogor Utara, ia mengatakan Hari Ozon se-Dunia merupakan salah satu hari yang diperingati masyarakat di berbagai negara pada setiap tanggal 16 September. Tanggal tersebut ditetapkan berdasarkan resolusi PBB tahun 1994, sebagai kesepakatan banyak negara untuk mengajak masyarakat di dunia peduli terhadap kerusakan ozon yang semakin mengancam kehidupan semua makhluk di muka bumi. Akibat berubah-ubahnya iklim, kata dia, semakin banyak bahaya penyakit yang mengancam kesehatan. Salah satu penyakit yang mesti diwaspadai dalam kondisi cuaca buruk yang berkembang antara lain penyakit demam berdarah. Dengan menyadari hal-hal yang sudah bisa dirasakan sebagai akibat adanya efek rumah kaca dan pemanasan global, menurut Bambang sudah seharusnya seluruh masyarakat bergerak untuk ikut penyelamatkan kerusakan ozon dalam bentuk apapun. "Tentunya bukan dalam bentuk muluk-muluk, melainkan langkah-langkah atau usaha yang pasti akan sangat bermanfaat untuk mengurangi percepatan kerusakan lapisan ozon," katanya. Karena itu, ia mengajak kepada seluruh warga Kota Bogor untuk melakukan tindakan apa saja untuk mengurangi percepatan kerusakan lapisan ozon. Secara garis besar langkah yang mudah ditempuh untuk menekan meluas dan meningkatnya kerusakan ozon dan efek rumah kaca adalah dengan terus melakukan gerakan penghijauan. Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Bantarjati 9 Yayah Komariah mengatakan dalam memperingati Hari Ozon se-Dunia diisi dengan berbagai kegiatan antara lain pertunjukan yang biasa dilakukan anak-anak sehari-hari di rumahnya seperti permainan dadu yang dibuat dari hasil keterampilan pihak sekolah dengan para siswa. Mengenai dipilihnya permainan dadu, kata dia, karena dalam permainan dadu ini setiap langkah dadu memiliki arti tentang kehidupan sehari-hari di sekeliling manusia. Permainan lainnya yang dipertunjukan siswa-siswi SDN Bantarjati 9 adalah permainan ular tangga yang sengaja dibuat dengan ukuran besar yaitu 2 X 2 meter. "Ini sengaja diperagakan untuk menerangkan bagaimana mereka memahami keadaan lingkungan di sekitar kita," kata Yayah Komariah.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008