Depok (ANTARA) - PT Kereta Commuter Indonesia, anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, mengaku siap jika diberi kesempatan untuk menyiapkan layanan kereta listrik di kawasan ibu kota baru.

Direktur Utama KCI Wiwik Widayanti dalam media gathering di Depo KRL Depok, Kamis, mengakui kesempatan itu terbuka karena sebelumnya pernah ada diskusi mengenai hal itu.

"Kami siap beroperasi di ibu kota baru. Apalagi nanti di ibu kota baru semuanya dilaksanakan dengan sistem elektrifikasi sehingga ada kesempatan kami beroperasi di sana juga," katanya.

Pemerintah menginginkan sistem transportasi di ibu kota baru nanti menggunakan teknologi transportasi harus semodern mungkin namun juga harus bisa diakses dengan berjalan kaki.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyampaikan indikasi anggaran untuk pembangunan transportasi perkeretaapian di ibu kota baru membutuhkan dana sekitar Rp209,6 triliun.

"Biaya itu terdiri dari pembangunan stasiun, kereta api subway, KRL, jalur kereta api dan pengadaan kereta listrik," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Djoko Sasono dalam rapat kajian bersama dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu (20/11).

Ia mengatakan bahwa besarnya dana pembangunan untuk transportasi kereta dikarenakan pemerintah harus membangun dari awal, begitu juga dengan teknologinya. Namun, masih ada kemungkinan perubahan angka untuk kebutuhan anggaran itu.

"Tentunya ini pembangunan baru dan segala macamnya, dan teknologi yang kita buat itu kan 'smart city', tetapi ini masih hitungan awal, masih perlu kita lakukan validasi lagi," kata Djoko.



Baca juga: Indikasi anggaran transportasi kereta ibu kota baru Rp209,6 triliun
Baca juga: Menhub: Transportasi di ibu kota baru akan berbasis listrik
Baca juga: Pakar: Manfaatkan akses Teluk Balikpapan untuk bangun ibu kota baru


Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019