Padang (ANTARA News) - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit plasma petani di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, terus merosot. Ketua Kelompok Tani Delapan SP III Nagari Tiumang, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumbar, Aslir (43), saat dihubungi, Kamis, menyebutkan, harga TBS turun terus sejak 17 Agustus, dari posisi Rp1.700/kg menjadi Rp1.000/kg pada dua industri pengolahan minyak sawit di kabupaten itu. Merosotnya harga TBS itu juga dipengaruhi harga minyak mentah dunia. Penurunan harga TBS itu dikeluhkan banyak petani, karena biaya produksinya membengkak, terutama harga pupuk yang semakin mahal. Kini harga beli pupuk jenis KCL sudah sampai Rp500 ribu/karung. "Harga jual TBS turun, tetapi harga sejumlah jenis pupuk tetap bertahan tinggi," katanya. Ia menambahkan, saat harga jual TBS turun, produksi TBS juga seret dan penghasilan petani rata- rata turun sekitar 30 persen. "Saya biasanya dari dua kapling kebun atau empat hektare bisa menghasilkan TBS sekitar delapan hingga 9,5 ton, tetapi sekitar dua pekan terakhir produksi turun sekitar 30 persen," katanya. Data Dinas Perkebunan Kabupaten Dharmasraya menunjukan, luas kebun kelapa sawit di kabupaten itu sekitar 62.411 hektare, di antaranya 33.638 hektare kebun sawit rakyat (kebun plasma dan swakarya) dengan produksi 82.291 ton per tahun.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008