Program pemberdayaan ekonomi pertama dimulai sejak 1999
Jakarta (ANTARA) - Yayasan Pelita Ilmu (YPI) di Jalan Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan konsisten melakukan pemberdayaan ekonomi bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sejak 1999.

"Program pemberdayaan ekonomi pertama dimulai sejak 1999," kata Koodinator Program Dukungan untuk ODHA YPI, Sundari saat ditemui di sanggar YPI, Jalan Kebun Baru, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat.

Sundari mengatakan program pemberdayaan ekonomi ini adalah salah satu dari sekian banyak program pemberdayaan dan pendampingan ODHA yang dijalankan oleh YPI.

Kegiatan pada program pemberdayaan ekonomi ini adalah membantu para ODHA untuk meningkatkan perekonomiannya lewat usaha atau kegiatan yang diminatinya.

Baca juga: Divonis HIV tak halangi Dhea berbagi di Jumat berkah

Program tersebut juga memberikan bantuan modal usaha pada tahun pertama, lalu modal pengembangan usaha pada tahun berikutnya. Program ini telah menyasar sekitar 315 ODHA di wilayah Jakarta.

"Ini adalah program sosial, karena kita memberikan modal usaha bagi ODHA dan keluarganya yang jelas-jelas mereka memiliki risiko (meninggal dunia sewaktu-waktu)," kata Sundari.

Ia mengatakan tujuan program pemberdayaan ekonomi ini adalah untuk memberikan kesempatan kepada para ODHA mandiri secara ekonomi dan berdaya dengan kemampuan diri sendiri.

Penyakit HIV/AIDS lanjut dia, dapat memiskinkan si penderita karena mereka harus mengeluarkan biaya untuk mengurus keluarganya dan mengobati dirinya.

Baca juga: Tri Kusumo merangkul ODHA melalui Peradha

Karena adanya stigma, beberapa ODHA kesulitan untuk mengakses pekerjaan, hal ini yang melatarbelakangi YPI untuk membuat program pemberdayaan ekonomi bagi para ODHA.

"Penerima program ini kita seleksi terlebih dahulu, minimal ada tiga syarat untuk mereka bisa mengakses modal, yakni niat, faktor keluarga dia sebagai tulang punggung, dan harus mengisi formulir pengajuan," kata Sundari.

Ikuti pelatihan
Sebelum diberikan bantuan modal, para ODHA terlebih dahulu wajib mengikuti pelatihan tentang membangun sebuah usaha, manajemen keuangan dan tata cara memulai usaha.

"Selama menjalankan usaha mereka juga kita dampingi dan dikontrol bagaimana usahanya berjalan, apakah lancar atau ada yang macet," kata Sundari.

Sundari mengatakan program pemberdayaan ekonomi tersebut telah bergulir dari 1999 lalu berlanjut pada 2014, 2015 dan 2016.

Baca juga: Menkes RI : HIV/AIDS bisa ditekan dengan rutin konsumsi Antiretroviral
Baca juga: Aktivis: Indonesia gagal Kontrol ODHA


"Khusus di 2015 programnya diperuntukkan bagi kelompok bukan perorangan," kata Sundari.

Berdasarkan data YPI jumlah ODHA yang bergabung dalam lembaga tersebut dari periode 1994 hingga 2016 tercatat sebanyak 3.046 orang.

Mereka terdiri atas 2.670 orang masih hidup dan 394 meninggal dunia. Dari angka tersebut berdasarkan jenis kelamin, terdiri atas 2.529 laki-laki dan 539 perempuan.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019