Jakarta, (ANTARA News) - Pemerintah dan DPR menyepakati asumsi harga minyak Indonesia (ICP) untuk RAPBN 2009 sebesar 95 dolar AS per barel atau turun dari asumsi harga minyak pada Nota Keuangan yang diusulkan sebesar 100 dolar AS per barel. Laporan Panja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit, dan Pembiayaan RAPBN 2009 DPR yang diperoleh di Jakarta, Selasa, juga menyepakati asumsi dasar pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen, inflasi 6,2 persen, nilai tukar Rupiah Rp9.150 per dolar AS, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tiga bulan 8,0 persen, lifting 960 ribu barel per hari, dan produk domestik bruto (PDB) Rp5.309,37 triliun. Laporan Panja itu disampaikan oleh Ketuanya Harry Azhar Azis dalam rapat kerja Panitia Anggaran DPR dengan pemerintah di Jakarta, Senin malam. Asumsi harga minyak dalam tahun 2009 disepakati turun menjadi 95 dolar AS per barel mengikuti kecenderungan harga minyak dunia yang turun akhir-akhir ini hingga di bawah 100 dolar AS per barel. Sementara asumsi pertumbuhan ekonomi dinaikkan dari semula sebesar 6,2 persen menjadi 6,3 persen. Pertumbuhan itu akan didukung oleh peningkatan pertumbuhan investasi yang terus meningkat, serta konsumsi rumah tangga dan ekspor barang dan jasa yang masih kuat. "Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi 2009 akan didukung dari bidang pertanian, pertambangan, manufaktur, serta bidang jasa lainnya seperti transportasi dan telkomunikasi," kata Harry. Kemudian untuk inflasi pada 2009, disepakati besaran inflasi selama 2009 adalah sebesar 6,2 persen diturunkan dari asumsi inflasi pada Nota Keuangan 2009 yang sebesar 6,5 persen. Perkiraan tingkat inflasi tersebut didukung oleh kebijakan administered price yang minimal dan terjaganya pasokan dan arus distribusi barang. Sedangkan untuk rata-rata nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di 2009 disepakati sebesar Rp9.150 per dolar AS dinaikkan dari asumsi pada Nota Keuangan yang sebesar Rp9.100 per dolar AS. Perkiraan itu didasarkan atas adanya pilihan kebijakan moneter dan suku bunga untuk mencapai inflasi rendah dan mendorong sektor riil. Sementara untuk suku bunga SBI tiga bulan dalam 2009, derkirakan berada pada kisaran 8,0 persen atau turun dari asumsi SBI 3 bulan pada Nota Keuangan yang sebesar 8,5 persen. Ini sejalan dengan menurunnya ekspektasi inflasi dan upaya mendorong sektor riil. Lifting minyak dalam tahun 2009 disepakati sebesar 960 ribu barel per hari atau naik dari asumsi pada Nota Keuangan yang sebesar 950 ribu barel per hari, besaran lifting tersebut sudah termasuk potensi tambahan sebesar 50 ribu barel per hari. Pemerintah dan DPR juga sepakat untuk memasukkan asumsi perhitungan lifting gas dan produksi batubara. "Untuk lifting gas dalam tahun 2009 adalah sebesar 7.526,3 MMSCFD, dan untuk produksi batubara dalam tahun 2009 adalah sebesar 250 juta ton," kata Harry.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008