Los Angeles (ANTARA News) - Angin matahari berhembus tak sekeras dulu, kata NASA, Selasa, saat membeberkan data dari penyelidikian matahari yang menjanjikan pengertian baru mengenai bintang lokal Bumi, tetapi nyaris tidak menimbulkan konsekuensi, jika ada, bagi manusia, kecuali anda seorang astronot. Data itu memperlihatkan angin matahari, arus partikel sub-atom terisi yang terus-menerus bergerak dan dikeluarkan oleh matahari serta berhembus dengan kecepatan 1,6 juta kilometer per jam, telah mencapai tingkat terendahnya dalam setidaknya 50 tahun, dan kekuatannya berkurang sebagai perisai dari potensi radiasi kosmik galaktika yang berbahaya. Angin matahari itu memompa gelembung pelindung yang sangat besar, yang disebut heliosphere, di sekitar sistem matahari. Tetapi pengukuran dari pesawat antariksa Ulysses memperlihatkan tekanan angin itu telah merosot 20 persen sejak pertengahan 1990-an. Pada saat yang sama, temperatur elektron angin matahari telah turun 13 persen. Saat angin matahari melemah, ukuran serta kekuatan heliosphere diperkirakan berkurang, sehingga memungkinkan lebih banyak radiasi kosmos --proton dan elektron energi super yang sangat tinggi mengikat melalui angkasa antar-bintang. Para ilmuwan yang mempelajari fenomena tersebut berkeras penghuni Bumi tak perlu khawatir. Umat manusia tetap terlindungi dari sinar kosmos berkat medan magnet yang mengelilingi Bumi, yang bertindak sebagai penghalang di dalam terhadap pajanan kita. Namun, angin matahari yang berkurang ditambah kenaikan sinar kosmos cukup memprihatinkan bagi astronot yang menjelajahi wilayah di luar orbit Bumi ke bulan, Mars atau lebih jauh lagi, dan bagi para insinyur yang merancang pesawat antariksa trans-orbit. Akan tetapi dampak terbesarnya ialah di bidang ilmiah. Para peneliti mengatakan temuan itu membuka pintu bagi pemahaman lebih luas mengenai matahari dan heliosphere dengan perubahan kondisi matahari sedemikian rupa sehingga memungkinkan ilmuwa melakukan studi perbandingan baru. "Heliosphere adalah laboratorium kami," kata Nancy Crooker, profesor peneliti di Boston University, dalam suatu taklimat. "Kami mengetahui matahari telah berada dalam kondisi sedingin ini, ini tak terjadi sebelumnya, tapi itu sebelum era antariksa. Jadi, setakat ini kami tak memiliki ukurang fisik yang sesungguhnya mengenai masa seperti itu." Ed Smith, ilmuwan proyek NASA untuk Ulysses, mengatakan, "Itu merupakan peluang bagi kami untuk mempelajari perubahan di matahari yang akan memberi kami pemahaman lebih baru mengenai asal angin matahari dan hubungannya dengan medan magnet matahari." Angin matahari yang melemah berbeda dengan lingkaran 11-tahun kegiatan matahari yang berhubungan dengan fenomena seperti bintik matahari dan pancaran api matahari yang dapat menimbulkan gangguan pada jaringan tenaga listrik dan gelombang radio di Bumi, serta sinar fajar. Namun, Dave McComas, penyelidik utama Ulysses dari Southwest Research Institute di San Antonio, Teksas, mengatakan terus-berkurangnya angin matahari dapat mengurangi dampak dari puncak berikutnya gangguaan lain matahari. Ulysses, suatu proyek gabungan NASA dan Badan Antariksa Eropa, diluncurkan dari pesawat ulang-alik Discovery pada 1990 dan menjadi penyelidikan terbang pertama di sekitar kutub matahari. Setelah lebih dari 17 tahun, pesawat antariksa tersebut --yang diberi nama dari nama pahlawan "The Odyssey"-- telah melampaui usia misi awalnya hampir empat kali lipat tapi diperkirakan akhirnya akan menyusut dalam satu atau dua bulan, kata para ilmuwan, seperti dilaporkan Reuters. (*)

Copyright © ANTARA 2008