Paris (ANTARA News) - Para astronom Prancis, Kamis, menyatakan mereka telah mengukur getaran dari bintang-bintang jauh untuk pertama kalinya, prestasi teknik yang juga dapat membantu menjawab pertanyaan tentang perubahan iklim yang disebabkan secara alamiah di Bumi. Dengan menggunakan teleskop yang mengorbit yang disebut CoRoT, yang diluncurkan pada Desember 2006, para peneliti menganalisa goyangan dari tiga bintang yang berasal dari fusi nuklir yang mengocok inti bintang tersebut. Ketiga bintang lebih besar antara 1,2 sampai 1,4 kali daripada Matahari dan jauhnya antara 100 hingga 200 tahun cahaya dari Bumi. Bintang-bintang itu jauh lebih panas ketimbang Matahari dan getaran mereka 50 persen lebih tinggi, namun masih jauh lebih sedikit daripada yang telah diprediksikan. Menurut model komputer, goyangan tersebut 25 persen lebih tinggi dibandingkan dengan Matahari, mengingat massa bintang-bintang ini lebih besar. Getaran bintang, yang ditemukan paa akhir dekade 1970-an, merupakan landasan atas "seismologi matahari", atau ilmu tentang pengukuran gerakan dan pemancaran panas di dan sekitar Matahari. Memahami bagaimana mekanisme ini bekerja dapat memberikan penjelasan mengenai variasi dalam radiasi matahari yang, bahkan sekalipun kecil, dapat berdampak besar pada iklim Bumi, sehingga menyebabkan periode panas dan dingin. Memandang pada bintang-bintang selain daripada Matahari memberikan perspektif yang berlainan tentang bagaimana goyangan terjadi dan pengaruh mereka pada permukaan bintang, kata Annie Baglin, ilmuwan yang bertanggung jawab atas bidang sains dalam misi CoRoT, seperti dikutip AFP. "Matahari adalah bintang yang sederhana, tua dan kehilangan memorinya. Anda tak dapat mempelajari sebanyak-banyaknya dengan hanya memandangnya," tutur Baglin dalam suatu jumpa pers. Pengkajian itu disiarkan dalam jurnal mingguan AS, Science.

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008