Untuk penyediaan helikopter bagi TNI AD itu, PT DI bekerja sama dengan Bell Textron, perusahaan AS yang bergerak di bidang produksi helikopter.
Jakarta (ANTARA) - PT Dirgantara Indonesia (Persero) mulai mengirimkan helikopter pesanan TNI AD paling cepat pada pertengahan 2020 setelah selesai melakukan kustomisasi (penyesuaian) pesawat.

Penyesuaian yang dilakukan PT DI meliputi penanaman radio komunikasi, radar, GPS hingga persenjataan.

"Penyerahan maksimal dalam dua tahun, tapi kami upayakan secepat mungkin. Kalau sudah customizing, uji, training, itu kira-kira butuh waktu enam bulan. Mudah-mudahan pertengahan tahun depan, atau mungkin Desember sudah bisa di-deliver," kata VP Aircraft PT DI Sales Ibnu Bintarto di Jakarta, Rabu.

Untuk penyediaan helikopter bagi TNI AD itu, PT DI bekerja sama dengan Bell Textron, perusahaan AS yang bergerak di bidang produksi helikopter.

Kedua perusahaan telah menandatangani kontrak pengadaan sembilan helikopter pada 28 Desember 2018. Namun, penandatanganan antara pemberi pinjaman dengan Kementerian Keuangan baru berlangsung 15 November 2019.

Baca juga: Perusahaan Taiwan - Abu Dhabi investasi proyek petrokimia di Indramayu

"Setelah proses, diperkirakan akhir Desember ini uang muka masuk, artinya baru argo jalan. Kami ada waktu 24 bulan untuk melakukan kustomisasi," katanya.

Ibnu mengakui dalam proses pembelian itu, PT DI memang cukup terbebani secara finansial di awal karena harus membeli terlebih dahulu padahal dana dari pemerintah belum masuk.

"Memang ada beberapa yang critical karena kami beli dari beberapa vendor lain selama dua tahun itu," katanya.

Untuk pengadaan sembilan helikopter, pemerintah menggelontorkan 180 juta dolar AS untuk kebutuhan dua tahun, sesuai jangka waktu maksimal 24 bulan penyesuaian helikopter.

Melalui kerja sama dengan Bell, PT DI telah mengirimkan 63 helikopter pesanan kepada pelanggannya. Untuk pengadaan sembilan helikopter pada 2019, sebanyak dua diantaranya telah tiba di fasilitas PT DI di Bandung dan tujuh helikopter lainnya siap dikirimkan oleh Bell.

Baca juga: Jasa Sarana-perusahaan Malaysia teken kerja sama garap proyek di Jabar

Kerja sama kedua perusahaan tercakup dalam Industrial and Commercial Agreement (ICA) dan Certified Maintenance Center (CMC) yang ditandatangani 2012 dan diperpanjang 2016 lalu. Kerja sama tersebut memungkinkan kedua perusahaan memperluas dukungan dan layanan mereka di Indonesia untuk operator helikopter Bell.

Kerja sama itu juga memungkinkan PT DI untuk itu memproduksi komponen helikopter seperti tail boom, perakitan pintu, hingga tiang pintu untuk helikopter seri Bell 412 yang dipesan TNI.

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019