Shanghai (ANTARA) - Media pemerintah China telah merilis rekaman persidangan yang disebut membuktikan bahwa seorang pembelot China yang mencari suaka di Australia adalah penjahat yang dihukum dengan sejarah penipuan.

Laporan media Australia mengatakan pembelot itu, yang bernama Wang Liqiang, telah memberikan informasi kepada intelijen Australia tentang campur tangan politik China di Hong Kong dan Australia, dan rencana Beijing untuk mengganggu pemilihan presiden di pulau Taiwan --yang diperintah sendiri-- tahun depan.

Namun polisi China mengklaim Wang adalah seorang pria pengangguran dari provinsi Fujian di tenggara yang dinyatakan bersalah atas penipuan pada 2016. Dia juga membawa paspor palsu dan dokumen penduduk Hong Kong, kata mereka.

The Global Times, sebuah tabloid yang dijalankan oleh Partai Komunis, yang berkuasa, merilis rekaman itu di akun Weibo pada Rabu malam (27/11) dan mengatakan Wang telah menjadi "alat baru bagi Barat untuk mencoreng China".

Rekaman itu, yang dikatakan berasal dari Oktober 2016, menunjukkan seorang pria yang diidentifikasi sebagai Wang Liqiang mengaku melakukan penipuan dan meminta keringanan hukuman kepada pengadilan, dengan mengatakan ia memiliki "kesadaran hukum yang lemah".

The Global Times mengatakan pada hari Kamis Wang telah melanjutkan "kegiatan penipuannya" di luar negeri, "mengarang serangkaian cerita palsu yang menaungi China yang didukung oleh spekulasi media Barat".

"Semua bukti menunjuk pada fakta bahwa Wang hanyalah seorang penipu yang menyemprotkan omong kosong dan mencampuradukkan hitam dan putih," katanya.

Baca juga: Politisi Australia: Pengungkapan mata-mata China oleh media meresahkan

Baca juga: Xinhua diserang, media China desak 'aturan lebih tegas' di Hong Kong

Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019