Jakarta (ANTARA News) - Menjelang libur panjang perayaan Idul Fitri, saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) harganya turun karena investor tidak berani mengambil risiko menahan portfolio di tengah ketidakpastian situasi keuangan global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, ditutup turun 23,970 poiin (1,28 persen) menjadi 1.846,091 dan indeks LQ45 terkoreksi 7,399 poin (1,94 persen) menjadi 373,036. Pada perdagangan akhir pekan menjelang Idul Fitri ini, investor sangat berhati-hati dan cenderung melepas saham-saham mereka. Pelaku pasar tidak mau mengambil risiko dengan menahan saham selama libur panjang, sementara kondisi di pasar global yang tengah bergejolak terus berubah. "Mereka ngak mau ambil resiko tinggi, karena takut saat menahan portofolionya, bursa global mengalami penurunan lebih besar lagi," kata Analis Riset PT Sinarmas Sekuritas Alfiansyah. Kondisi pasar global sedang tidak menentu menyusul bangkrutnya raksasa sektor keuangan AS, AIG dan Lehman Brothers. Pemerintahan Bush mengusulkan rencana "bailout" senilai 700 miliar dolar AS dan dalam pertemuan terakhir sudah akan disetujui oleh Kongres. Transaksi berlangsung sepi dengan 40.505 kali transaksi dengan volume 1,667 miliar saham dan nilai Rp1,758 triliun. Angka-angka ini jauh dari rata-rata transaksi harian sebelumnya, dimana volumenya di atas 2 miliar saham dan nilainya di atas Rp3 triliun. Dari 233 saham aktif, 120 diantaranya turun, hanya 49 yang naik dan 64 saham tidak bergerak. Penurunan IHSG dipimpin merosotnya saham Bumi Resources Rp125 ke Rp3.400, Andaro melemah Rp50 menjadi Rp1.440, Bank BRI turun Rp100 ke Rp5.400, Antam terkikis Rp10 ke level Rp1.460, Gas Negara anjlok Rp25 ke posisi Rp2.275, Tambang Batubara Bukit Asam terkoreksi Rp300 ke Rp9.950 dan Energi Mega Persada turun Rp20 menjadi Rp530. (*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008