Purwakarta (ANTARA) - Perhelatan perdana International Jatiluhur Jazz Festival 2019 di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat resmi dibuka, Sabtu.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, melalui pesan video, mengatakan festival ini merupakan acara BUMN yang diselenggarakan sebagai bagian upaya kolaborasi dengan ekonomi di luar Jakarta.

"BUMN tidak mungkin berdiri sendiri seperti menara gading, tapi harus jadi bagian bersama masyarakat," ujar Erick di video yang diputar di pembukaan IJJF 2019, Purwakarta, Sabtu.

International Jatiluhur Jazz Festival 2019 merupakan program unggulan Jasa Tirta II untuk mempromosikan pariwisata melalui musik sekaligus meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan.

Direktur Utama Jasa Tirta II U Saefudin Noer menjelaskan perhelatan perdana ini mengangkat tema "Green, Water & Life", bagian dari kampanye menjaga lingkungan dan air bagi kehidupan.

"Tema green dipilih sebagai gerakan penghijauan agar pohon-pohon kembali ditanam dan tumbuh, karena tanpa pohon tak ada air yang tersimpan, tanpa air, kehidupan kita terganggu, makanya tema kali ini adalah 'Green, Water & Life'," ujar Saefudin.

Ia berharap perhelatan musik ini bisa menambah daya tarik Waduk Jatiluhur sebagai tempat wisata, sarana olahraga hingga tempat penyelenggaraan festival musik.

Pagelaran musik internasional pertama di Waduk Jatiluhur yang menampilkan musisi lokal dan mancanegara ini diinisiasi oleh Jasa Tirta II dan didukung BUMN dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.

Sejumlah musisi lokal dan internasional akan tampil, di antaranya Dwiki Dharmawan World Peace feat Steve Thornton, Kamal Musallam dan Wizzy, Syaharani & Queenfireworks, Java Jive, Mus Mujiono, Krakatau, 57kustik, Moccondoss 40, Selaawi Ethnic Ensemble, Saratuspersen Band, Ermy Kullit, Indro Hardjodikoro, Marcell, Via Vallen hingga Zaskia Gotik.

Daftar penampil yang akan meramaikan panggung bukan cuma dari genre jazz, melainkan dari genre pop, dangdut hingga tradisional. Namun, musik-musik yang mereka bawakan akan dihiasi dengan sentuhan jazz.

Festival jazz ini diadakan di kawasan Pelabuhan Biru dengan suasana alam di tepi bendungan dengan latar belakang pemandangan indah, juga ikon Waduk Jatiluhur, Morning Glory, menara pelimpah air termegah di dunia.

Waduk Jatiluhur, waduk buatan seluas 8.300 hektare terbesar di Asia, memiliki pemandangan indah karena dikelilingi pegunungan bebatuan, berpotensi jadi destinasi wisata untuk turis mancanegara.

Jatiluhur dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan festival jazz berkat keberhasilan Jasa Tirta II membersihkan badan air Sungai Citarum mengubah waduk 52 tahun yang awalnya penuh gulma jadi perairan penuh manfaat bagi ketahanan air nasional.

Tiket masuk Jatiluhur Jazz Festival 2019 terbagi menjadi tiga kategori, yakni Rp150 ribu untuk Water, Rp125 ribu untuk Green dan Rp100 untuk Life.


Baca juga: Via Vallen dan Zaskia Gotik hadir di Jatiluhur Jazz Festival 2019

Baca juga: Ini daftar penampil International Jatiluhur Jazz Festival hari pertama

Baca juga: Jasa Tirta II siap bertransformasi beri manfaat dan profit

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019