Singapura, (ANTARA News) - Harga minyak berlanjut naik di perdagangan Asia Rabu atas harapan bahwa Kongres AS akan menyetujui paket penyelamatan sektor finansial AS bernilai 700 miliar dollar AS yang sempat menekan pasar, kata para pedagang. Harga saham di bursa global anjlok Senin setelah DPR AS menolak rencana tersebut, yang dikatakan Presiden AS George W. Bush sebagai langkah kritis untuk menghindari krisis ekonomi di negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut, demikian diwartakan AFP. Pada perdagangan pagi, kontrak utama di New York, harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman November naik 71 sen menjadi 101,35 dollar AS per barrel. Harga minyak tersebut melolonjak 4,27 dollar untuk ditutup pada 100,64 dollar per barrel di perdagangan AS Selasa setelah sebelumnya turun 10,52 dollar pada hari Senin setelah DPR AS menolak rencana penyelamatan sektor keuangan AS yang diajukan pemerintah AS. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November naik 68 sen menjadi 98,85 dollar AS per barrel. Sebelumnya harga itu juga naik 4,19 dollar untuk ditutup pada 98,17 dollar AS per barrrel di pasar London hari Selasa, setekah sehari sebelumnya anjlok 9,56 dollar AS per barrel. "Pasar berharap bahwa Kongres AS akan menyetujui rencana penyelamatan yang telah direvisi," kata Ken Hasegawa, manajer departemen energi pada Newedge Japan Brokerage di Tokyo. "Saya kira hal itu akan disetujui pada pekan ini. Hal itu akan membuat pasar stabil," katanya. Rencana penyelamatan yang diajukan pemerintah AS senilai 700 miliar dollar AS untuk mengatasi krisis kredit perumahan di AS yang merupakan akar dari krisis keuangan yang menimbulkan gelombang guncangan di seluruh dunia. Sejumlah analis sebelumnya menyatakan ditolaknya rencana penyelamatan tersebut meningkatkan kekhawatiran semakin cepatnya perlambatan ekonomi AS yang saat ini sudah melemah, yang merupakan pasar terbesar terhadap ekspor dunia. Kongres AS menjalani libur selama dua hari dalam rangka perayaan Tahun Baru Yahudi, Rosh Hashanah. Pimpinan tertinggi DPR AS dari partai Demokrat dan Republik telah mengadakan konsultasi dengan pejabat Gedung Putih pada hari Selasa dalam rangka persetujuan rencana tersebut. Ketua Kongres AS Nancy Pelosi dan pimpinan Senat dari partai Demokrat Harry Reid memberitahu Presiden Bush melalui sebuah surat bahwa mereka akan tetap bekerjasama dengan dia untuk meloloskan rencana tersebut. "Semakain lama DPR tidak mengambil keputusan untuk mengatasi krisis tersebut, maka akan semakin besar tekanan di pasa dan prospek keberhasilan akan semakin kecil," kata John Kilduff, seorang analss pada MF Global. "Kita berharap, anggota dewan dan eksekutif akan memahami hal tersebut," katanya.(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008