Strasbourg (ANTARA News) - Dewan Eropa menolak hukuman terhadap wakil Rusia di badan antarbangsa, kendati ada "pelanggaran hebat hak asasi manusia" dalam perang antara Rusia melawan Georgia. Anggota parlemen dewan itu menolak dengan majoritas besar larangan hak bicara dan suara 18 perutusan Rusia. Keputusan itu berdasarkan atas keinginan meneruskan pembicaraan dengan Rusia atas persoalan tersebut. Dewan itu juga menekankan bahwa Rusia harus melaksanakan rencana enam pasal, yang disepakati dengan Eropa Bersatu tentang penarikan Rusia dari wilayah Georgia. Dewan itu juga mengecam Georgia, dengan menyatakannya melanggar asas pokok lembaga tersebut. Persoalan pokok keprihatinan dewan itu mengenai tekad Rusia dan Georgia, saat mereka menjadi anggota di badan 47 anggota tersebut, untuk menyelesaikan sengketa dengan cara damai. Pada Selasa, majelis umum Dewan Eropa dengan tajam mengecam Rusia atas sengketa itu dan pelanggaran keutuhan wilayah Georgia. Anggota parlemen akan membahas resolusi untuk melancarkan penyelidikan mandiri antarbangsa untuk memutuskan yang bertanggungjawab atas perang itu pecah. Sejumlah anggota kiri dan liberal pada awal pekan ini mengusulkan hukuman bagi wakil Rusia, dengan politikus liberal lawan Rusia Mikhail Kasyanov menuduh Russia menghilangkan haknya atas keanggotaan di Dewan Eropa dengan perang dan serbuannya terhadap penduduk Georgia. Rusia akan menarik serdadunya dari kawasan penyangga di sekitar Abkhazia dan Ossetia Selatan, dua wilayah memisahkan diri dari Georgia, pada 10 Oktober untuk mematuhi persetujuan antarbangsa, kata Presiden Dmitry Medvedev pada Rabu. Tanggapannya tersebut dilaporkan kantor berita Interfax setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Zapatero di St Petersburg. Medvedev menambahkan bahwa Moskwa akan bekerja erat dengan pengamat Eropa Bersatu, yang memulai pemantauan gencatan senjata antara Rusia dengan Georgia pada Rabu, enam pekan setelah sengketa soal kedua kawasan Georgia tersebut. Ia mengesampingkan kekuatiran akan Perang Dingin baru antara Rusia dengan Barat setelah tindakan tentara pada Agustus di Georgia. Sebelum tanggapan Medvedev itu, perundingan pagi hari dengan serdadu Rusia, yang masih berada di Georgia, perlu sebelum pengamat diizinkan masuk ke kawasan penyangga, yang dibentuk pasukan Moskwa di sekitar Ossetia Selatan, kata pemimpin tugas Hansjoerg Haber kepada Interfax. Tentara Rusia pada Selasa menyatakan pengamat tak bersenjata itu, yang pergi dengan mobil untuk mengamati gencatan senjata tersebut, bahkan tidak diizinkan masuk ke wilayah keamanan. Serdadu di tempat pemeriksaan Rusia pada Rabu pagi semula menangguhkan keberangkatan regu pengamat Eropa Bersatu beranggota 20 orang itu ke Ossetia Selatan, yang mengizinkan iringan kendaraan Eropa tersebut bergerak hanya setelah beberapa pembicaraan dengan Haber, kata jurubicara Angkatan Darat Rusia. Tujuan utama duta Eropa Bersatu itu adalah menjamin warga Georgia, yang keluar dari wilayah penyangga setelah pertempuran pecah pada awal Agustus, diizinkan kembali ke desa mereka, kata Haber. Pengamat Eropa Bersatu itu, yang berjumlah 350 orang dan sebagian besar perwira polisi, berada di kawasan tersebut untuk memantau gencatan senjata dan penarikan pasukan, yang dijanjikan Rusia dari kawasan penyangga di sekitar Ossetia Selatan dan Abkhazia, demikian dpa.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008