Jakarta, (ANTARA News) - Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta memperkirakan krisis keuangan di AS akan menggerus pertumbuhan ekonomi Asia, termasuk Indonesia. "Akan terjadi pelemahan pertumbuhan ekonomi, terutama ke Asia, ini yang kita waspadai, karena pasti ekspor juga harus kita alihkan kembali, kita cari sasaran ekspor lainnya Timur Tengah mungkin," kata Paskah sebelum mengikuti rapat koordinasi menteri-menteri ekonomi di Gedung Utama Departemen Keuangan Jakarta, Minggu. Sebelumnya rapat Panitia Anggaran DPR dengan pemerintah menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi untuk RAPBN 2009 sebesar 6,3 persen. Angka itu lebih tinggi dari usulan semula pemerintah sebesar 6,2 persen. Menurut Paskah, untuk memulihkan kepercayaan terhadap kondisi ekonomi AS terutama sektor finansial dibutuhkan waktu cukup lama. "Butuh jangka waktu yang lama, perkiraan saya perlu satu sampai dua tahun, bahkan lima tahun untuk mengembalikan confiden," katanya. Menurut dia, Indonesia mewaspadai dampak krisis tersebut terhadap ekspor Indonesia ke kawasan AS. Diperkirakan ekspor Indonesia ke AS akan merosot sejalan dengan krisis di AS. "Kita tetap mewaspadai yang terjadi di sana walaupun ekspor kita ke sana juga sangat terbatas setidaknya hampir 30 persen," katanya. Menurut dia, secara fundamental APBN 2008 tidak akan terganggu dengan perkembangan yang terjadi di AS, karena permintaan domestik masih cukup kuat. Permintaan domestik itu masih bisa diperkuat dengan belanja pemerintah yang dapat diperbaiki, termasuk dalam pengadaan barang dan jasa. "Selama ini ada keragu-raguan dalam pelaksanaan tender, maka saya meminta kepada lembaga kebijakan pengadaan barang dan jasa untuk segera setahun ini menyelesaikan revisi dari Kepres tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah," katanya. Langkah lain, menurut Paskah adalah pelaksanaan jaring pengaman sosial (JPS) yang perlu diperluas tidak saja dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT). "BLT memang akan kami bicarakan lagi dengan DPR, kalau bisa ditambah lagi tiga bulan untuk tahun 2009 sehingga menjadi enam bulan, tidak perlu ada kecurigaan," katanya. Langkah antisipasi lain, menurut Paskah adalah yang terkait dengan KUKM yang memerlukan instrumen di luar perbankan. Suku bunga tinggi tidak akan kondusif bagi pengembangan KUKM sehingga perlu instrumen lain. "Alternatif yang saya usulkan adalah revitalisasi kembali modal ventura, memang harus ada stimulus dari pemerintah untuk modal ventura ini tapi nantinya harus dihimpun betul-betul dari masyarakat pengusaha sendiri," katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008