Singapura (ANTARA News) - Nilai acuan kontrak berjangka minyak New York jatuh hingga di bawah level 90 dollar AS per barrel di perdagangan Asia Senin setelah krisis Wall Street menjalar ke Eropa, memicu kekhawatiran perlambatan global yang bisa merusak permintaan minyak, kata para pedagang. Pada perdagangan sore, kontrak utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman November menyentuh level terendah 89,07 dollar AS per barel sebelum kembali naik menjadi 90,32 dolar AS per barel, turun 3,56 dollar. Minyak mentah Brent North Sea di London unTuk pengiriman November yang sebelumnya telah jatuh di bawah 90 dollar AS pada 16 September, turun 3,46 dollar AS per barel menjadi 86,79 dollar pada hari Senin. Harga minyak dunia menyentuh level 100 dollar pada awal tahun ini dan kemudian melesat mencapai level tertinggi di atas 147 dollar pada bulan Juli 2008. Tetapi kemudian turun tajam sejak karena kekhawatiran perlambatan permintaan sebagai dampak dari krisis finansial global, kata para pedagang. "Saya kira ini hanya kelanjutan dari masa suram," kata Jason Feer, wakil presiden analis pasar energi Argus Media di Singapura. Ia mengatakan ketika faktor-faktor politik dan cuaca sedang tidak berpengaruh, maka para investor memperhatikan faktor ekonomi. Pada hari Senin, BNP Paribas mengumumkan pihaknya akan mengambil alih kontrol operasional perusahaan finansial yang sedang menghadapi masalah Fortis di Belgia dan Luxembourg. Jerman telah memastikan rencana penyelamatan perusahaan swasta-publik terhadap bank keempat terbesar Hypo Real Estate setelah pemerintah melanjutkan penjaminan atas semua deposito pribadi di bank untuk menghindari penarikan dana besar-besaran karena panik. Pengumuman itu disiarkan pada malam pertemuan para menteri keuangan Eropa di Luxembourg pada Senin. Mereka berupaya mencari kebijakan yang dapat mengembalikan kepercayaan terhadap sistem perbankan yang sedang mengalami krisis. "Risiko dari perlambatan ekonomi internasional yang meluas, kemungkinan bisa berlanjut menjadi resesi pada sejumlah negara maju, telah meningkat sebagai dampak dari meningkatnya krisis pada sistem keuangan internasional," kata David Moore, seorang ahli strategi komoditas pada the Commonwealth Bank of Australia di Sydney. "Jika terjadi perlambatan yang hebat pada ekonomi internasional, maka harga minyak akan melemah jauh dari perkiraan," katanya. Perusahaan sekuritas di Hong Kong, CFC Seymour, pada hari Senin mengatakan data terbaru dari AS dan beberapa daerah lain menunjukkan fakta bahwa krisis finansial mengarah pada krisis ekonomi dan prosesnya sudah begitu meluas sehingga upaya penyelamatan oleh AS tidak akan mampu mengembalikannya. Pernyataan itu untuk mengomentari paket penyelamatan oleh pemerintah AS senilai 700 miliar dollar AS untuk mengatasi masalh terkait kredit perumahan yang merupakan akar dari krisis global. Menteri Perminyakan Iran Gholam Hossein Nozari mengatakan Sabtu lalu bahwa harga minyak di bawah 100 dollar AS per barel "tidak pas". "Harga minyak di bawah 100 dollar AS tidak pas baik bagi produsen maupun konsumen," kata Nozari kepada wartawan di sela konferensi ekspor gas, tanpa merinci lebih jauh, demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008