Jakarta (ANTARA News) - Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil menilai penghentian perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, merupakan langkah yang tepat. "Saya pikir langkah itu tepat, untuk menghindari penurunan yang lebih lanjut," kata Sofyan Djalil di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu. Pada sesi I perdagangan saham di BEI, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 10,38 persen atau 168,052 poin ke level 1.451,669. Indeks tersebut merupakan yang terendah sejak September 2006. Menurut Sofyan yang juga Menteri Keuangan ad-interim ini, langkah suspensi itu diambil agar investor atau pelaku pasar bisa terlepas dari kepanikan. "Sesungguhnya transaksi saham saat hentikan tidak terlalu besar, tetapi dapat memicu kepanikan yang luar biasa," kata Sofyan. Ia melanjutkan, keputusan menutup perdagangan bursa saham sudah sesuai ketentuan dan atas pertimbangan pasar. "Perdagangan dibuka hari ini atau besok tergantung otoritas bursa," ujarnya. Terkait langkah Kementerian BUMN mengawasi perdagangan saham BUMN yang tercatat di bursa, Sofyan menambahkan tidak masalah. "Penghentian ini bisa membuat investor berpikir, karena penurunannya sudah tidak normal. Di pasar lain kan penurunan cuma dua persen hingga empat persen, sedangkan IHSG jatuh tidak normal," katanya. Menurut catatan, transaksi saham yang dicatat sebelum bursa disuspen sebanyak 27.494 kali dengan volume 1,129 miliar lembar, 171 saham anjlok, enam saham naik, sembilan stagnan. (*)

Copyright © ANTARA 2008