Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) akan tetap berada di pasar untuk mengendalikan gejolak rupiah agar tidak berlebihan, kata Deputi Gubernur Senior BI Miranda S Goeltom. "Tentunya kami tetap waspada dan terus menjaga agar tidak terjadi pergerakan gejolak yang terlalu besar," katanya di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, pelemahan yang terjadi saat ini masih sesuai dengan kondisi global dimana beberapa mata uang lainnya juga mengalami pelemahan. Menurut dia, saat ini pihaknya berusaha agar dampak dari krisis yang terjadi di AS tersebut dapat minimal. "Bahwa akan kena dampak rasanya sulit untuk dihindarkan, tapi kita coba terus untuk meminimalkan," katanya. Ia menambahkan untuk perbankan saat ini memiliki ketahanan. Namun demikian pihaknya, belum bisa memastikan pengaruh ke depannya terhadap perbankan. "Belum terlihat sekarang, tentunya karena pengaruh terhadap bank jangka waktunya masih 1-2 bulan baru akan terlihat," katanya. Saat ini menurut dia, berbeda dengan krisis 1997. Ia menilai saat ini eksposur valuta asing tercatat secara baik di BI. Selain itu, ekposur valuta asing sesuai dengan aturan yang diberlakukan. "Kami tidak melihat bahwa seperti tahun 97 banyak eksposure yang tidak tercatat," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008