Jakarta (ANTARA News) - Naiknya harga pangan di tingkat dunia saat ini dinilai sebagai peluang yang tepat bagi negara berkembang untuk meningkatkan investasi di sektor pertanian. Lembaga internasional Oxfam dalam laporannya bertajuk Double Edges Prices yang dikeluarkan di Jakarta, Jumat menyatakan, tiga negara yang telah melaju perekonomiannya seperti China, Brazil dan India keseluruhannya menaruh investasi besar di bidang pertanian. "Pertumbuhan yang dipimpin sektor pertanian memiliiki efek yang cepat dan positif pada pendapatan dan pangan petani kecil," kata Country Director Oxfam GB Indonesia, Antonia Potter. Pada saat yang bersamaan, tambahnya, memberikan dampak pada harga pangan dan dampak ganda bagi sektor ekonomi. Menurut dia, pemerintah Indonesia dan lembaga donor internasional harus meningkatkan investasi di produktifitas pertanian dengan menempatkan bantuan yang tepat. Dalam laporan yang dikeluarkan untuk memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) 16 Oktober itu, Oxfam juga menyatakan, naiknya harga pangan seharusnya menawarkan kesempatan bagi jutaan orang yang hidup dari pertanian. Namun penerapan kebijakan pertanian, perdagangan dan pasar domestik yang ada justru telah menjauhkan petani miskin dan para pekerja di pedesaan menikmati hasil kenaikan harga pangan. Saat ini, menurut kepala peneliti Oxfam, Teresa Cafero, pola dalam pertanian berjalan ke arah deregulasi dan pengurangan peran negara. Hal itu, lanjutnya, menimbulkan dampak cukup parah pada kehidupan banyak penduduk yang kian terbuka pada kerentanan pasar. "Sekarang waktunya bagi pemerintah negara berkembang mendukung petani miskin dan tanggung jawab negara maju membantu pemerintah negara berkembang melakukan hal itu," kata penulis Double Edges Prices itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008