Tanjung Benoa, Bali, 20/10 (ANTARA) - Nama Suhartono mungkin tidak asing di dunia cabang olahraga pencak silat, terutama di kawasan Asia Tenggara. Pria beranak dua dan warga Indonesia ini kini melatih tim pencak silat Brunei Darussalam, padahal anak dan istrinya tinggal di Jakarta. Ia menuturkan, mulai 1995-2000 menjadi pelatih di Vietnam, tahun 2000-2005 melatih atlet Filipina, tahun 2005-2006 kembali menjadi pelatih di ,Vietnam terutama atlet junior, tahun 2007 melatih Thailand (tujuh bulan). "Saat menangani atlet Thailand, bisa meraih empat emas, satu perak, dan lima perunggu pada SEA Games 2007. Saat itu Indonesia menjadi juara umum dengan lima emas, sedangkan Vietnam dengan tiga emas," katanya. Ketika ditanya kenapa tidak menjadi pelatih di Indonesia, dia mengatakan kalau melatih di sini tentunya ada 10 pelatih di sini yang nganggur. "Kalau saya melatih di sini, tentunya ada 10 pelatih Indonesia yang nganggur," katanya berseloroh. Ia mengakui, memang ada yang mempertanyakan sikap nasionalismenya. "Saya cinta Indonesia, bahkan saya juga turut menyiapkan atlet pencak silat Bali yang akan turun pada PON XVII/2008 Kalimantan Timur," kata pria kelahiran Jakarta, 21 April 1957. Saat ini, pelatih ini membawa tim pencak silat Brunei Darussalam tampil pada Asian Beach Games (ABG) di Bali dan anak didiknya sudah meraih medali perunggu untuk nomor seni tunggal putra. "Dua atlet lainnya memastikan meraih dua perak karena mereka sudah lolos ke babak final nomor tanding, kemudian untuk nomor seni (tunggal putri dan ganda putra) juga langsung bertanding memperebutkan medali," katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008