Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Demokrat bidang Ekonomi dan Keuangan, Darwin Zahedy Saleh berpendapat, naiknya popularitas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berdasarkan hasil survei terakhir menunjukkan bahwa rakyat secara tidak langsung menilai kinerja pemerintahan selama ini baik. "Kalau popularitas SBY naik, maka hal itu merupakan konfirmasi bahwa masyarakat menilai pemerintah yang dipimpin Presiden SBY telah berbuat untuk kepentingan rakyat," katanya di Jakarta, Senin. Menurut dia, masyarakat telah memberikan penilaian yang positif terhadap apa yang dilakukan pemerintahan SBY-JK dengan mengedepankan program-program pro rakyat seperti mengucurkan dana Bantuan Langsung Tunai (BLT), beras untuk rakyat miskin (raskin), Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta jaminan kesehatan kepada masyarakat miskin. Dikatakannya, berdasarkan data riset versi Bank Indonesia, Danareksa dan Badan Pusat Statistik (BPS), sejumlah indikator ekonomi menunjukkan peningkatan dan indeks kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan mencapai angka 84 dan itu merupakan angka tertinggi dalam delapan bulan terakhir. "Seandainya masyarakat menilai pemerintah tidak berbuat apa-apa untuk rakyat, maka tentu indeks kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan turun," katanya. Bertepatan dengan empat tahun pemerintahan SBY-JK, Darwin mengatakan, indikator pertumbuhan ekonomi terus membaik. Saat ini angka inflasi berada di bawah 7 persen, suku bunga menurun, angka kemiskinan dan pengangguran juga menurun, dan cadangan devisa mencapai 60 miliar dolar AS. Menurut data versi Bank Dunia, tingkat kemiskinan penduduk Indonesia menurun dari 109 juta jiwa pada 2004 menjadi 105 juta jiwa pada 2007. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka selama periode Februari 2007-Februari 2008 menunjukkan penurunan dari sebesar 9,75 persen (10,55 juta orang) pada 2007 menjadi 8,46 persen (9,43 juta orang) pada 2008. Menurut Darwin, sebanyak 70 persen atau 2/3 rakyat tidak produktif dan sebanyak 75 persen tenaga kerja berpendidikan setingkat SMP atau kurang, sehingga ada hubungan antara pendidikan, produktifitas yang rendah, dan berakhir dengan kemiskinan. Oleh karena itu, katanya, sangat tepat jika pemerintah yang ingin membantu rakyat, memprioritaskan untuk jangka menengah-panjang memberikan pendidikan yang cukup dan untuk jangka menengah-pendek memberi jaminan kesehatan dan makanan yang cukup bagi rakyat. "Pemerintah terus memberikan perhatian pada penduduk miskin dengan memberikan kucuran dana BLT, pemberian KUR, serta program keluarga harapan kepada ibu-ibu hamil," katanya. Mengenai adanya kritik bahwa BLT yang diberikan pemerintah tidak tepat sasaran, Darwin mengakui memang pernah ada tetapi angkanya tidak lebih 15 persen. "Kalau BLT dikatakan tidak tepat sasaran, itu ada betulnya meski jumlahnya tidak besar tapi kalau tidak efektif jelas tidak benar," katanya. Popularitas SBY Hasil survei terakhir Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang diumumkan Minggu (19/10) memperlihatkan bahwa SBY merupakan calon presiden terpopuler dengan jumlah dukungan responden sebesar 32 persen, mengungguli Megawati Soekarnoputri yang meraih 24 persen. Dibandingkan dengan survei sebelumnya yaitu Juni 2008, dukungan bagi SBY meningkat dari 25 persen menjadi 32 persen, sementara dukungan bagi Megawati menurun yaitu dari 30 persen menjadi 24 persen. Sedangkan Ketua DPP Partai Demokrat bidang Politik, Anas Urbaningrum mengatakan, meningkatnya popularitas SBY itu menunjukkan bahwa rakyat semakin jernih dalam menilai. "Dua atau tiga bulan lalu popularitas SBY turun dan berada dibawah Megawati. Ketika itu popularitas SBY turun karena kebijakan pemerintah menaikan harga BBM, dan itu wajar," katanya. Dengan naiknya kembali popularitas SBY, Anas juga menyatakan bahwa kepuasan rakyat terhadap kinerja pemerintah SBY-JK juga akan naik. "Yang penting SBY-JK tetap konsentrasi dan komitmen bekerja untuk kepentingan rakyat. Selebihnya, kita serahkan kepada rakyat yang akan menentukan pemimpinnya pada Pilpres 2009," katanya.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008