Jakarta (ANTARA) - World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan bahwa jumlah perokok pria menurun untuk pertama kalinya dan memuji perubahan besar ini sebagai upaya menghentikan kecanduan tembakau yang mematikan di dunia.

Dalam sebuah laporan baru yang dikutip AFP, Kamis, badan kesehatan PBB memuji penurunan itu sebagai indikasi kuat bahwa kampanye anti-merokok di seluruh dunia sudah mulai membuahkan hasil.

Tetapi WHO memperingatkan bahwa saat ini lebih banyak dibutuhkan cara untuk menghentikan kecanduan rokok yang diperkirakan menjadi penyebab kematian sekira delapan juta orang per tahun.

"Penurunan penggunaan tembakau di kalangan laki-laki menandai titik balik dalam perang melawan tembakau," ujar Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan.

Tedros juga mengatakan bahwa perubahan ini didorong oleh usaha pemerintah yang lebih keras terhadap industri tembakau.

Baca juga: Potensi penyakit sistematis bagi perokok pasif

Baca juga: Risiko kanker paru-paru naik 25 persen pada perokok pasif


Berdasarkan data WHO, selama dua dekade terakhir penggunaan tembakau global perlahan-lahan berkurang, dari 1,397 miliar pengguna pada tahun 2000, berkurang menjadi 1,336 miliar di 2018, yang 80 persennya didominasi kaum laki-laki.

Hal itu berarti sekitar 60 juta orang lebih sedikit dalam menggunakan produk tembakau bahkan ketika populasi global membengkak.

Pengurangan itu sangat didorong oleh penurunan jumlah perempuan dan anak perempuan yang menggunakan produk tembakau.

WHO mengatakan dari 346 juta pengguna pada tahun 2000 turun menjadi 244 juta tahun lalu.

Selama periode yang sama, jumlah pengguna tembakau laki-laki naik sekitar 40 juta, dari 1,05 miliar menjadi 1,093 miliar.

Tetapi laki-laki yang saat ini menyumbang lebih dari 80 persen untuk penggunaan tembakau, akhirnya mulai menghentikan kebiasaan itu.

Baca juga: Singapura pasang kamera termal untuk tangkap perokok bandel

Baca juga: Menyantap apel dan tomat bantu perbaiki paru-paru pada bekas perokok

Baca juga: Prancis akan jadi bagian negara Eropa termahal bagi perokok

Penerjemah: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019