Jakarta (ANTARA News) - Koalisi antara PDIP dengan PKS memungkinkan terjadi dan jika terwujud, maka pasangan Megawati Soekarnoputri-Hidayat Nurwahid diperkirakan akan menjadi pasangan capres dan cawapres terkuat. "Duet Mega-Hidayat diharapkan mampu menjelma menjadi "ratu adil" yang tengah menunggu fajar menyingsing dari keterpurukan ekonomi nasional, " kata Direktur Pro Mega Center Mochtar Mohamad di Jakarta, Kamis. Pernyataan itu berdasarkan hasil analisis Pro Mega Center terhadap prospek pasangan tersebut dibanding calon lain. "Pasangan Mega-Hidayat saat ini mempunyai modal sosial maupun modal politik terkuat," kata Mochtar. Megawati mempunyai modal sosial yang kuat-diantaranya-- karena moralitasnya baik, jujur, tegas dan punya kepribadian kuat. Mega juga merupakan putri proklamator Bung Karno sehingga dinilai mampu menjamin tegaknya Pancasila dan UUD 45 dalam bingkai NKRI. Selain itu, Mega juga telah teruji, kharismatik, konsisten serta mempunyai darah Jawa, Bali dan Sumatara sehingga mengakomodasi dikotomi Jawa-luar Jawa. Sedangkan Hidyat Nurwahid selain berkepribadian baik, maka sebagai alumnus Pesantren Gontor, merupakan seorang santri yang mengenal kultur Muhamadiyah maupun Nahdlatul Ulama. Gaya hidupnya sederhana dan bersahaja sekaligus seorang intelektual muda muslim yang mampu mewakili unsur muda. Dari sisi modal politik, Megawati didukung mesin politik yang kuat dan calon pemenang Pemilu 2009. Preferensi kader PDI Perjuangan terhadap Capres Megawati lebih dari 90 persen. "Militansi kader PDI Perjuangan terhadap Megawati sangat kuat, bahkan ada seloroh, `kalau PDI Perjuangan ganti nama sekalipun asal Ketua Umumnya Megawati maka partai itu tetap akan stabil karena yang dilihat adalah Megawati," katanya. Sedangkan Hidayat didukung PKS yang cukup handal dan diramalkan akan masuk tiga besar partai pemenang Pemilu 2009. Preferensi kader PKS terhadap Hidayat Nurwahid saat ini sekitar 60 persen. Setelah ditetapkan sebagai cawapres pendamping Megawati, diramalkan preferensi pemilih PKS terhadap Hidayat akan mencapai sekitar 90 persen.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008