Takumi Minamino (kedua kanan) saat masih membela Red Bull Salzburg dan berusaha melewati hadangan para pemain Liverpool dalam laga pemungkas penyisihan Grup E Liga Champions di Stadion Red Bull Arena, Salzburg, Austria, Selasa (10/12/2019). (ANTARA/AFP/APA/Barbara Gindl)

Firmino-esque

Minamino punya kemampuan serbabisa untuk mengisi hampir semua posisi di lini depan sebuah tim, sebagaimana dilakukannya selama lima tahun membela Salzburg dan menjuarai Bundesliga Austria setiap musimnya.

Di Liga Champions musim ini, Minamino lebih banyak beroperasi sebagai sayap ataupun penyerang lubang dan hal itu mengantarkan pemain Jepang berusia 24 tahun itu membukukan dua gol dan tiga assist.

Baca juga: Fans Liverpool jatuh hati dengan Takumi Minamino

Catatan itu jelas berpeluang untuk bertambah, mengingat regulasi anyar UEFA menghapuskan aturan cup-tied atau pemain yang sudah tampil di klub lain untuk membela klub barunya di Liga Champions selepas bursa transfer Januari.

Minamino jelas bisa tampil membela Liverpool dalam upaya The Reds mempertahankan gelar juara Liga Champions, diawali dengan menghadapi Atletico Madrid di babak 16 besar, pada Februari 2020.

Lantas di mana Minamino bisa memainkan peran terbaiknya? Jika menilik dua penampilan melawan Liverpool, pembanding terbaik bagi legiun Jepang itu adalah sosok rekan barunya asal Brazil, Roberto Firmino.

Firmino adalah salah satu pemain yang paling piawai untuk memainkan peran false nine di Liverpool. Ia memancing bek-bek tengah lawan untuk keluar dan membuka ruang bagi Sadio Mane ataupun Mohamed Salah menusuk dari sisi kiri maupun kanan.

Namun, di luar peran false nine, ada satu hal lain yang begitu lekat dengan sosok Firmino di Liverpool yakni determinasi untuk merebut bola dan menghentikan serangan lawan sejauh mungkin dari area pertahanan timnya sendiri. Firmino hampir bisa dibilang punya kemampuan sebagai bek terdepan Liverpool.

Minamino dalam hal ini punya etos kerja yang hampir bisa membuatnya disamakan dengan Firmino. Minamino melahap sekira 66,8 kilometer dalam enam pertandingan fase penyisihan Grup E Liga Champions bersama Salzburg.

Ia juga 40 kali merebut penguasaan bola dari lawan dalam enam pertandingan tersebut atau terbanyak di antara jajaran pemain depan di Liga Champions. Bahkan boleh dibilang Minamino adalah penampil terbaik di atas lapangan ketika Salzburg dikalahkan Liverpool di kandangnya sendiri dalam pertemuan kedua.

Kedatangan Minamino boleh jadi akan memberikan kesempatan bagi Firmino untuk beristirahat lebih banyak di tengah kepadatan jadwal yang kian menyergap Liverpool. Ketika Firmino beristirahat, Klopp mungkin tidak perlu lagi khawatir ia bakal kehilangan pemain yang membantu pertahanan sejak di lini depan.

Terlepas dari di mana Minamino akan ditempatkan oleh Klopp nantinya, yang jelas pembelian Liverpool kali ini menandai pemangkasan "tengkulak" dari transfer mereka.

Sadio Mane dan Naby Keita adalah dua produk akademi Salzburg yang harus diperoleh Liverpool dari tim "tengkulak", masing-masing Southampton dan RB Leipzig.

Walhasil, harga keduanya berbilang puluhan juta poundsterling, sedangkan Minamino direkrut Liverpool langsung dari Salzburg.

Laporan media-media Inggris menyebut Liverpool hanya perlu memenuhi klausul batas bawah pembelian dalam kontrak Minamino yakni 7,5 juta poundsterling, jauh lebih murah dibandingkan 34 juta poundsterling yang dikeluarkan untuk membeli Mane dari Southampton ataupun 52,75 juta poundsterling yang dibayarkan ke Leipzig demi mendapatkan Keita.

Sekali lagi, aspek bisnis memang bukan yang utama dalam transfer Minamino ke Liverpool. Namun, jika Klopp bisa menduplikasi keberhasilan transfer Mane, Mohamed Salah, Virgil van Dijk, Fabinho dan Alisson untuk kasus Minamino, jelas legiun Jepang itu bakal jadi salah satu pembelian bersejarah berhiaskan raihan positif bagi Liverpool.

Baca juga: Liverpool dahului MU dapatkan Minamino

Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019