Jakarta (ANTARA News) - Letjen (Purn) M Yasin, Ketua Umum Partai Karya Perjuangan, mendapat dukungan dari sejumlah aktivis mahasiswa tahun 1998 untuk maju sebagai calon presiden 2009 karena dianggap sebagai figur militer yang dapat mengemban tugas negara. Keterangan Partai Karya Perjuangan di Jakarta, Jumat, menyebutkan dukungan itu antara lain disampaikan oleh mantan Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Kenly Poluan, dan mantan Sekjen Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Donny Lumingas. Selanjutnya, mantan Ketua Presidium PMKRI Emmanuel Tular, mantan Sekjen GAMKI Nikson Gans Lalu, Ketua Umum HMI Syahmud Basri Ngabalin, serta aktivis dari PMII dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama. "Beliau memiliki kelebihan dalam melakukan komunikasi inter-personal dengan para aktivis mahasiswa dan tokoh-tokoh lokal yang kritis," kata Kenly Poluan. Ia menilai, Yasin layak sebagai tokoh nasional dan sangat pantas berkompetisi secara demokratis pada Pemilu 2009 untuk menjadi pemimpin bangsa ini. Menurut Kenly, selama menjabat sebagai militer aktif sebagai Sekjen Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas RI), Yasin dianggap memiliki loyalitas kepada negara, rakyat dan keluarga. Bahkan, lanjut dia, meski baru menyelesaikan tugas kemiliterannya sejak 1 Oktober 2008 , Yasin memiliki kemampuan menjadi pemimpin organisasi sipil dan organisasi politik. Mereka (para aktivis mahasiswa 1998) mengganggap figur Yasin sebagai tokoh Islam berkharisma, tapi juga mampu menarik kalangan kawula muda. Saat ini masyarakat tidak butuh lagi banyak retorika. Bangsa dan Negara ini mendambakan keberanian pemimpin dalam mengambil kebijakan dan melakukan aksi nyata. "Beliau juga tidak alergi untuk berkomunikasi dengan tokoh-tokoh lintas-agama," ujar Syahmud Basri Ngabalin. Menanggapi "support" dari kalangan aktivis 1998 itu, Ketua Umum Partai Karya Perjuangan M Yasin terharu dan hanya bisa menyampaikan rasa terima kasih. Ia berjanji akan memegang teguh janji mengabdi kepada bangsa dan negara, meski kini lewat jalur politik. "Insya Allah, saya tidak akan pernah dipanggil KPK dan Komnas HAM, " tegas Yasin.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008