Jakarta (ANTARA News) - Delegasi China dipimpin Wakil Menteri Komisi Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (NPFPC) Republik Rakyat China (RRC), Gou Qingming berkunjung ke Indonesia 25-29 Oktober 2008 dalam menindaklanjui MoU kerjasama bidang kependudukan dan keluarga berencana (KB) antara BKKBN dan dan NPFPC yang telah ditandatangani pada Juli 2007. Delegasi yang berjumlah lima orang pejabat dari Kementerian NPFPC RRC itu diterima Kepala Badan Koordinasi Keluaga Berencana Nasional (BKKBN) Dr Sugiri Syarief, MPA di Jakarta, Senin siang, dan sebelumnya delegasi mengunjungi kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu Dahlia RT 6/4 Kelurahan Kayupuih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. Sugiri dalam sambutannya menyatakan terimakasih atas kunjungan delegasi NPFPC RRC dan berharap BKKBN dan NPFPC dapat menarik manfaat dari berbagai kegiatan dari kedua belah pihak sebagai langkah nyata dari MoU bidang KB dan kesehatan reproduksi yang disepakati bersama. "Indonesia dan RRC memiliki kesamaan dalam melaksanakan program kependudukan yaitu mengedepankan program pengaturan kelahiran melalui pogram KB dan kesehatan reproduksi, serta kedua negara berada di jajaran terdepan dalam pembangunan program KB ditingkat global, seperti di PBB dan Kerjasama Selatan-Selatan," katanya. Menurut Sugiri, hubungan antara Pemerintah China dan BKKBN, sudah dimulai sejak 1989, dimana Pemerintah China telah mengirim sebanyak 130 orang untuk belajar pengelolaan pogram KB melalui "International Training Program (ITP-BKKBN)" dalam periode 1989-2002. Tahun 2002, dilanjutkan kerjasama antara BKKBN dan NPFPC RRC bidang kependudukan dan KB yang diwujudkan pengiriman staf dari China sebanyak 25 orang ke Indonesia untuk mengikuti pelatihan di ITP-BKKBN, sedangkan BKKBN mengirimkan 14 orang staf untuk belajar kualitas program pelayanan KB dan manajemen riset di Nanjing College dan Shanghai Institute of Planned Parenthood Research. Kerjasama bidang KB dilanjutkan antara kedua negara pada Juli 2007, dalam kurun waktu 2007-2008, China telah mengirim 17 tokoh agama Islam China untuk studi banding tentang peran Islam dalam program KB di Indonesia, sebaliknya Indonesia telah mengirim 17 anggota DPR dan 36 staf BKKBN untuk saling tukar pengalaman dalam pelayanan KB di China. Sugiri mengatakan, ke depan kerjasama antara BKKBN dan NPFPC RRC lebih dikembangkan ke bidang lebih luas yakni pengembangan alat kontrasepsi baru. Saat ini BKKBN bekerjasama Fakultas Farmasi dan Fakultas Kedokteran Unair Surabaya, sedang mengembangkan jenis kontrasepsi pria melalui penelitian "pengaruh ekstrak etanol daun Justicia Gendarussa Burm pada pria fertil", sehingga diharapkan delegasi NPFPC RRC dapat memberikan masukan untuk memperkaya hasil penelitian tersebut. Program KB di Indonesia yang telah dimulai tahun 1970 yang semula sempat mengundang po dan kontra karena bebeapa pihak menganggap tidak sesuai agama, adat dan budaya, namun berkat komunikasi, informasi dan edukasi terus menerus para tokoh agama dan pemuka masyarakat, akhinya pogram KB diterima sebagian besar masyarakat Indonesia. Penduduk Indonesia tahun 2008 berjumlah sekitar 219 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan 1,3 pesen per tahun atau menurun jika dibading tahun 1970 mencapai 2,8 persen dan tingkat fertilitas total (TFR) pada tahun 2007 sebanyak 2,6 anak per perempuan usia subur atau menurun dibanding TFR pada tahun 1970 di atas 5. Sementara itu, Direkur Kejasama Internasional NPFPC RRC, Shi Yuanming mengatakan, jumlah penduduk RRC saat ini mencapai 1,3 miliar jiwa dan Pemerintah RRC mengedepankan program KB dan kesehatan reproduksi serta meningkatkan kehidupan sosial peserta KB dan derajat kesehatan dari kemungkinan penularan penyakit seperti HIV/AIDS, agar pertumbuhan penduduk seimbang. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008