Insiden Diplomatik Ambalat Akibat Ketegangan Politik di Malaysia
Senin, 27 Oktober 2008 21:27 WIB
Tokyo (ANTARA News) - Kasus Ambalat yang sempat menimbulkan insiden diplomatik antara Indonesia dan Malaysia dikhawatirkan dampak dari ketegangan politik yang terjadi di negera tetangga tersebut, kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI Yusron Ihza Mahendra.
"Terbuka kemungkinan ada pihak-pihak tertentu di Malaysia yang tidak sepaham dengan keinginan Jakarta dan Kuala Lumpur untuk menyelesiakan persoalannya secara damai dan bilateral saja," kata Yusron Ihza Mahendra saat bertatap muka dengan sejumlah warga Indonesia yang tingal di Tokyo, Senin.
Beberapa waktu lalu, katanya, sebelum media massa Indonesia meributkan kasus Ambalat, dirinya sudah menerima laporan dari Departemen Pertahanan dan Mabes TNI mengenai terjadinya peningkatan aktivitas dari pihak Malaysia di Pulau Ambalat.
Namun Yusron tidak merinci lebih jauh apakah aktivitas militer Malaysia masih tetap berlanjut hingga saat ini.
"Itu sebabnya Jakarta perlu meminta konfirmasi resmi dan terbuka dari Malaysia dengan mengirim utusan khusus ke Kuala Lumpur untuk membahas soal Ambalat," kata politisi Partai Bulan Bintang (PBB) itu.
Dengan meminta konfirmasi resmi, maka bisa diketahui pandangan Malaysia mengenai batas-batas wilayah yang diinginkannya. Apakah insiden yang sempat terjadi di perairan Ambalat beberapa wkatu lalu merupakan kebijakan resmi Kuala Lumpur atau akibat ulah segelintir tentara yang tidak setuju dengan kesepakatan damai tersebut.
"Jangan-jangan hanya segelintir ulah tentara yang stress dan terdorong kesuksesan dalam peristiwa Sipadan dan Ligitan, lantas mencari gara-gara dengan Indonesia," kata Yusron, adik dari mantan Mensesneg Yusril Ihza Mahendra.
Lebih jauh Yusron mengatakan bahwa dengan penyerahan kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia membuat negara tersebut untuk segera memperbaharui batas-batas wilayah negaranya, termasuk perbatasan dengan wilayah kedaulatan Indonesia.
Sementara itu, anggota dewan lainya juga memberitahukan kepada warga Indonesia yang malam itu berkumpil di lobi KBRI Tokyo, bahwa pemerintah dan DPR sendiri tengah menggarap UU yang mengatur batas wilyah nasional Indonesia, termasuk pulau-pulau terluar, sehingga status wilayah Indonesia juga semakin jelas.
Rombongan DPR nampaknya juga berhasil menggugah semangat patriotik sejumlah warga muda Indonesia yang mengharapkan pemerintah bersikap lebih tegas lagi terhadap Malaysia agar tidak mudah dipermainkan negara tetangga tersebut.
Yusron datang ke Tokyo bersama sejumlah anggota DPR lainnya dari berbagai komisi dan partai politik. Selama di Jepang mereka akan melakukan lobi ke kalangan parlemen Jepang dan juga pejabat pemerintahan.(*)
Inilah jadinya kalau itu bangsa kita sendiri ribut terus, orang lai jadi yang menikmati. jangan2 orang lain itu bangsa kita sendiri. kan banyak orang indonesia menjual negaranya demi pribadi/ kelompok. Ingat kejadian orang2 di DPR yang ketangkep. Bisa jadi contoh lemahnya moral bangsa kito. Seharusnya anak2 kita sekarang ini sudah bisa menikmati kemerdekaan, gara2 orde baru negara menjadi mlaraaaaaat. Utang hanya untuk didepositokan kelompoknya dll, pembanguna tidak kena sasaran. meyakitkan!
00BalasLaporkanHapus
30 Oktober 2008
kasih pelajaran ke malaysia kaya\' rusia ke georgia, pasti besok2 gak berani macam2 ama kita indonesia
00BalasLaporkanHapus
29 Oktober 2008
Mungkin kita perlu berpikir ulang, apakah kita tidak keliru dengan kata-kata \'wilayah kekuasaan\'. Masalahnya kata-kata kekuasaan berkesan hak milik, dan cenderung menimbulkan kekerasan terhadap penduduk sendiri maupun pihak lain yang mengklaim punya Hak Yang Sama.
Pertanyaannya adalah :
APAKAH INDONESIA SELAMA INI MEMPERHATIKAN DAN MENYEJAHTERAKAN PENDUDUK DIWILAYAH PERBATASAN ATAU HANYA JAWA/ INDONESIA BARAT SAJA?
Mereka bisa nantangin REFERENDUM kepada penduduk, pilih Indonesia atau Malay
00BalasLaporkanHapus
29 Oktober 2008
Sebenarnya Malaysia anggap enteng ke kita karena kita banyak jadi kuli di sana, pemerintahan dan lembaga pertahanan kita rapuh. Kenapa bisa demikian, karena kita ribut terus, tidak akur, dan diskriminasi diantara kita kuat sekali, tidak saling menghargai, tidak jujur, dan korup. Pepatah Belanda mengatakan: \"Jika 2 ekor anjing memperebutkan tulang, maka anjing ke-3 yang dapat tulang tersebut\". Artinya mari kita bersatu dan hancurkan ormas-ormas/lembaga yang bersifat diskriminatif.
00BalasLaporkanHapus
28 Oktober 2008
kalo malaysia banyak tingkah, sekali2 perlu dikasih pelajaran. jangan mentang2 jongos inggris terus bisa banyak tingkah. dan biar semua dunia tau.... kalo indonesia bukan anak kecil yang bisa dipermainkan
Pertanyaannya adalah :
APAKAH INDONESIA SELAMA INI MEMPERHATIKAN DAN MENYEJAHTERAKAN PENDUDUK DIWILAYAH PERBATASAN ATAU HANYA JAWA/ INDONESIA BARAT SAJA?
Mereka bisa nantangin REFERENDUM kepada penduduk, pilih Indonesia atau Malay