Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah harus dapat memperbaiki berbagai masalah yang menyebabkan merosotnya pasar saham maupun pasar uang, sehingga kepercayaan pelaku pasar baik lokal maupun asing menjadi lebih baik, kata Pengamat pasar, Edwin Sinaga. "Pelaku pasar saat sudah sangat panik akibat krisis keuangan global yang terus menekan pasar, sehingga mereka lebih cenderung melepas sahamnya atau rupiah untuk dialihkan ke dolar AS," kata pengamat itu di Jakarta, Selasa. Edwin mengatakan, kepanikan pasar saat ini sudah luarbiasa sulit diatasi, namun fundamental ekonomi Indonesia masih cukup baik, sehingga pemerintah masih dapat melakukan berbagai upaya untuk menahan rupiah maupun saham di pasar tidak terpuruk lebih jauh. "Kami optimistis gejolak krisis keuangan itu akan dapat diatasi secara perlahan-lahan, apabila pemerintah melakukan berbagai kebijakan baru yang mendorong investor tetap aktif bermain di pasar domestik," katanya. Kuras devisa BI Ditanya apakah rupiah akan terus terpuruk hingga mencapai Rp15.000 per dolar AS, menurut dia, rupiah tidak akan mencapai Rp15.000 per dolar AS, karena fundamental kita masih cukup kuat. Apalagi pemerintah terus memperlonggar likuiditas yang ketat itu dengan memberikan kemudahan-kemudahan seperti terhadap perbankan, ucapnya. Koreksi harga terhadap rupiah, menurut dia, tidak separah yang terjadi saat ini jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Karena Bank Indonesia (BI) terus melakukan upaya stabilisasi agar tidak terjadi gejolak terlalu besar, ucapnya. Ia mengharapkan, kondisi global segera membaik sehingga juga akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia khususnya menyangkut nilai tukar. Menurut dia, kondisi global yang terjadi saat ini pada saatnya nanti memang akan menciptakan satu kondisi equilibirum baru. Mengenai peluang aliran dana asing masuk ke Indonesia, Edwin menyatakan optimismenya bahwa dana asing akan masuk melalui pasar modal/saham. "Anda bayangkan saja ada harga saham yang murah, kemudian sekarang ada depresiasinya, akan menguntungkan kalau beli saham perusahaan yang bagus," katanya. Ia optimistis dana jangka pendek dan jangka panjang akan masuk ke Indonesia sehingga membantu penguatan nilai tukar rupiah. "Secara perlahan akan masuk, permasalahannya hanya konfiden saja," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008