Moskow (ANTARA News) - Libya dan Rusia Sabtu menandatangani kerjasama nuklir sipil. Penandatanganan itu dilakukan pada saat pemimpin Libya Moamer Kadhafi berkunjung ke Moskow untuk membahas apa yang dikatakan membantu 'keseimbangan geopolitik.' Kunjungan pertama pemimpin Libya ke Moskow sejak 1985, pada era Perang Dingin itu, antara lain akan bertemu dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan Perdana Menteri Vladimir Putin. Pembicaraan kedua pemimpin diperkirakan akan difokuskan pada penjualan minyak dan gas dan senjata. Sementara para pejabat Rusia tidak membenarkan adanya kesepakatan nuklir itu, Menteri Luar Negeri Libya Abdelrahman Chalgham menyebutkan, pembicaraan juga menyinggung berbagai masalah. "Perjanjian kerjasama tersebut dirancang di daerah pengguna nuklir sipil untuk keperluan damai, terutama dalam rancang-bangun reaktor-reaktor dan pasokan energi nuklir," kata Abdelrahman Chalgham, yang menyertai Kadhafi. Kesepakatan juga diperluas untuk penggunaan nuklir di bidang kesehatan dan penanganan limbah nuklir, ujarnya seperti dilaporkan AFP. Kremlin memilih tidak berkomentar terhadap hal ini, dan juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov mengatakan, tidak ada perjanjian demikian yang telah ditandatangani dalam pertemuan antara Kadhafi dan Putin. Menurut sumber-sumber di delegasi Libya, kesepakatan itu ditandatangani oleh kepala badan energi atom Rusia, Rosatom, dan kepala pengelola energi nuklir Libya. Chalgam mengatakan, dua negara juga menandatangani perjanjian berkaitan seruan-seruan untuk pembentukan badan seperti OPEC di kalangan negara-negara penghasil gas. Kadhafi sebelum juga mengatakan tentang kerjasama di bidang energi ini. "Kerjasama di bidang minyak dan gas sangat penting sekarang ini," kata pemimpin Libya yang kaya energi itu kepada Medvedev, melalui seorang penerjemah Rusia. "Kami akan membahas masalah-masalah ekonomi dan koordinasi di bidang kebijakan luar negeri, hal-hal yang sangat penting pada saat ini," kata Medvedev. Dalam pertemuan dengan Putin, Kadhafi mengatakan 'perkembangan hubungan bilateral kami menjadi faktor positif bagi situasi internasional saat ini ... karena hal itu memberikan kontribusi bagi pembentukan kembali keseimbangan geopolitik.' Putin mengatakan kedua delegasi akan membahas 'proyek-proyek besar bersama' dan menambahkan, bahwa dia 'meyakini bahwa kunjungan ini akan mendorong perkembangan dalam hubungan-hubungan kita di semua bidang.' Surat kabar Vedomosti Sabtu melaporkan, bahwa Kadhafi mungkin akan menandatangani pakta kerjasama energi nuklir. Surat kabar ini mengutip seorang sumber yang terlibat dalam persiapan kunjungannya, namun dia tidak memberikan rincian lebih lanjut. Rusia dilaporkan telah melakukan pembicaraan mengenai pembangunan pabrik tenaga nuklir di Libya, setelah beberapa tahun negara tersebut kembali bergabung dengan masyarakat internasional. Topik lain yang diperkirakan dibahas kedua pemimpin termasuk kesepakatan senilai multi miliaran dolar untuk meningkatkan mutu persenjataan militer Libya yang dibeli pada era Sovyet dan kontrak-kontrak yang menguntungkan perusahaan-perusahaan Rusia. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008