Tangerang (ANTARA News) - Pengurus kesebelasan Persita Tangerang, Banten optimistis timnya tidak masuk jurang degradasi, meski posisi saat ini pada putaran pertama kompetisi Liga Super 2008 terpuruk di papan bawah klasemen. "Kami punya tekad bahwa tim ini akan menghindari degradasi, karena penyebab utama akibat tidak mempunyai markas bertanding ketika menjamu lawan," kata Manajer Persita, H Andi Mulyadi di Tangerang, Bante, Kamis. Dia mengatakan, para pendukung fanatik Persita La Viola sudah mendukung penuh dengan menyaksikan semua pertandingan kandang bila digelar di Stadion Benteng sebagai markas tim. Sedangkan Stadion Benteng dianggap tidak layak oleh Badan Liga Sepakbola Indonesia (BLI) untuk mengelar Liga Super 2008 karena fasilitas yang tersedia tidak memadai terutama lampu penerangan. Akibat tidak layak tersebut, dalam satu putaran, tim berjuluk Pendekar Cisadane itu harus berpindah markas ketika menjamu lawan diantaranya Stadion Bumi Kartini di Jepara, Stadion Jatidiri Semarang, Jateng dan Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. Saat ini Persita menempati peringkat papan bawah dengan koleksi sembilan poin dari 14 kali bertanding, dua kali menang, tiga kali imbang dan sembilan kali tumbang. Untuk menghindari jurang degradasi itu, saat ini manajemen merombak Stadion Benteng yang selama ini dianggap tidak layak untuk kompetisi dengan cara memasang lampu penerangan agar dapat bertanding malam hari. Selain itu, beberapa fasilitas stadion juga dalam perbaikan saat ini termasuk ruang ganti pakaian dan tempat pertemuan wartawan yang dilengkapi alat pendingin ruangan (AC). Pemasangan lampu penerangan dengan kekuatan mencapai 64.000 watt supaya pertandingan malam hari dapat berlangsung dengan lancar, dilakukan pada empat sudut, setiap tempat terdapat 24 bohlam yang sengaja dipesan dari luar negeri. Demikian juga kinerja sejumlah pemain seperti Viktor Simon, Supriyadi, Yulian Hontong, Arwin, dan Djone Nicholas harus dimaksimalkan sehingga mampu mengirim bola ke depan dengan baik.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008