Surabaya (ANTARA News) - Khofifah Indar Parawansa yang berpasangan dengan Brigjen (Pur) Mudjiono (Ka-Ji) dalam Pilgub Jatim putaran II yang coblosannya pada 4 November lalu, berdasarkan hitungan cepat berbagai lembaga survei menang "tipis" atas pesaingnya pasangan KarSa (Soekarwo-Saifulah Yusuf). Berbagai lembaga survei "memberikan" kemenangan Ka-Ji atas KarSa dengan tidak lebih dari dua persen selisihnya (satu koma sekian), sementara "margin error" berkisar dua sampai tiga persen. Atas selisih kemenangan yang tipis inilah, ibu empat anak ini merasa kuatir dalam penghitungan di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) hingga KPU Kabupaten/Kota yang akhirnya KPU Provinsi Jatim, ada kemungkinan manipulasi atau kecurangan dengan menghalalkan berbagai cara, sehingga hasilnya jadi lain. "Kekuatiran itu wajar, makanya saya menugaskan beliau untuk mengurusi masalah ini," kata mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini, sambil menunjuk "pendukungnya" La Nyalla Mattalitti, Ketua DPD Partai Patriot Jatim yang berada di sampingnya, saat bertandang ke LKBN Antara Biro Mandiri Jatim di Surabaya, Kamis (6/11). Perempuan kelahiran Surabaya 43 tahun lalu ini merasa heran, lembaga survei yang "memberikan" kemenangan kepada Ka-Ji, tidak berani memastikan Ka-Ji menang, dan berdalih "margin error" dua sampai tiga persen, sehingga hasilnya bisa lain. "Finalnya memang hasil penghitungan manual KPU Jatim. Namun, dalam perjalanannya bisa terjadi hal-hal tidak diinginkan. Makanya saya merasa senang bila media juga ikut mengawal penghitungan dari bawah sampai di Provinsi," kata perempuan berjilbab ini sambil tersenyum. Selain media dan masyarakat, istri dari Indar Parawansa ini merasa bersykur bahwa Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman S Sumawireja, memerintahkan jajarannya untuk melakukan penghitungan di tingkat PPK. "Jadi ada penghitungan `second opinion`, sehingga hasil penghitungan Pilgub Jatim benar-benar `fair` dan bisa terkontrol akurasinya," tutur jebolan Fisip Unair Surabaya ini. (*)

Oleh
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008