Bogor (ANTARA News) - Indonesia dan Belanda saat ini melakukan penelitian bersama pengembangan tomat berkualitas gizi tinggi. Penelitian itu adalah bagian dari "Indonesia Solanacea" (Indosol), yakni program kerjasama riset tentang "solanacea" (terung-terungan). Kepala Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi (PPSHB) Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Suharsono dalam penjelasannya di Bogor, Sabtu mengemukakan bahwa jenis terung-terungan yang diteliti diantaranya adalah terung, kentang, cabai merah besar, paprika, dan tomat di Belanda maupun Indonesia. "Program (kerjasama) saat ini difokuskan pada penelitian pertumbuhan optimal dan pengembangan tomat dengan kualitas gizi tinggi. Kita juga meneliti varietas tomat pada lahan atau kondisi marjinal dan penyakit dan hama yang menyerang jenis tanaman ini," katanya Suharsono, yang juga Koordinator Program kerjasama dimaksud. Dikemukakannya bahwa Indosol itu terintegrasi dengan penelitian "solanacea Eropa" (Europe Solanacea/EUSOL) yang diikuti 55 peneliti Eropa. Ia menambahkan bahwa Belanda melihat penelitian bersama itu penting karena terung-terungan memiliki nilai ekonomis tinggi khususnya di Eropa. Terung-terungan juga diketahui memiliki pengaruh positif besar pada kesehatan manusia. Sayuran tersebut, kata dia, menghasilkan serat, vitamin, mineral dan pemasok "fitonutrien" yang baik bagi kesehatan. Bahkan, penelitian terbaru menunjukkan perempuan yang mengonsumsi tinggi antioksi dan likopen mampu mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler sebesar 34 persen. Berkaitan dengan kerjasama itu, menurut dia, pada hari Kamis (6/11), PPSHB IPB menggelar kegiatan bertajuk "The Fist Annual Progress of Indosol Programme Symposium" di Bogor. Kegiatan yang dibuka Wakil Rektor Bidang Riset dan Kerjasama IPB, Dr Ir Anas Miftah Fauzi, MEng itu merupakan kerjasama PPSHB IPB dengan Bioteknologi LIPI, BB Biogen Departemen Pertanian, dan Radboud Universitas Nijmegen, Wageningen-UR, Belanda. Perwakilan SPIN (Scientific Program Indonesia-The Netherlands), Prof Dr Titti Mariani menjelaskan bahwa program penelitian itu menggunakan teknologi terbaru dari Belanda. "Teknologi metabolomics yang dipergunakan akan menampilkan hasil penelitian terung-terungan dari sisi gen dan metabolismenya," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008