Pangkalpinang (ANTARA News)- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bangka Belitung (Babel), KH Usman Fathan mengatakan, eksekusi mati terhadap tiga pelaku bom Bali I, Amrozi, Muchlas dan Imam Samudra membuktikan pemerintah Indonesia anti terorisme dan menjadi pelajaran bagi umat muslim bahwa Islam tidak mengenal teroris. "Umat Islam itu bersaudara, bersatu, kasih sayang dan jauh dari kekerasan apalagi membunuh. Mengajak orang ke jalan yang benar dengan cara yang arif dan bijaksana, bukan dengan kekerasan yang berujung jatuhnya korban jiwa," ujarnya di Pangkalpinang, Minggu. Hal itu dikemukakannya sehubungan eksekusi mati terhadap ketiga terpidana mati,Amrozi, Mukhlas dan Imam Samudera, Minggu dinihari sekitar pukul 00.15 WIB di kawasan Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jateng. Ketiga terpidana mati itu dieksekusi oleh regu tembak dari Satuan Brimob Jateng. Selanjutnya jenazah mereka diserahkan kepada pihak keluarga di Lamongan, Jawa Timur dan Serang Banten untuk dikebumikan. Usman Fathan mengharapkan, eksekusi mati Amrozi cs hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi umat dan tragedi bom Bali itu hendaknya tidak terulang lagi karena dapat mengancam stabilitas negara dan citra Islam sebagai agama cinta damai. "Saya juga mengimbau kepada umat Islam di Babel jangan memperdebatkan hal tersebut karena eksekusi mati Amrozi Cs salah satu bukti bahwa hukum di republik ini sudah tegak, siapa yang bersalah diganjar sesuai dengan kesalahannya," ujarnya. Menurut dia, perbuatan yang dilakukan Amrozi Cs dapat menimbulkan citra negatif terhadap umat Islam dan dianggap menakutkan. "Padahal Islam adalah agama membawa keselamatan bagi umat dengan menyeru kepada yang baik dan mencegah kemungkaran. Memberikan pemahaman Islam kepada umat agar tidak ingkar kepada Allah SWT," ujarnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008