Jakarta (ANTARA News) - Partai Golkar tetap mengusulkan agar pemerintah memberi gelar pahlawan nasional untuk mantan Presiden Soeharto, walaupun ada pihak yang masih keberatan mengenai usul itu.

"Golkar memang pernah mengusulkan hal itu, tetapi terserah kepada pemerintah untuk memutuskan. Sampai saat ini, kami tetap usulkan," kata Wakil Ketua Umum DPP Golkar, Agung Laksono, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin.

Agung berharap pemerintah segera mengambil keputusan atas usulan tersebut. Golkar mengusulkan gelar pahlawan nasional kepada Pak Harto karena jasanya membangun negeri ini.

Agung yang juga Caleg Golkar nomor urut 1 untuk daerah pemilihan (Dapil) DKI I (meliputi wilayah Jakarta Timur) mengakui, sampai saat ini masih ada pihak yang belum setuju dengan usul Golkar. Tetapi Golkar akan tetap mengusulkan.

"Setiap pahlawan adalah manusia biasa seperti manusia lainnya, ada kelemahan dan kekurangan. Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi kemanusiaan, tentu tidak hanya melihat dari sisi kelemahannya," kata Agung.

Agung menjelaskan, di samping kelemahan dan kekurangan, baik dari sisi pribadi maupun saat memimpin pemerintahan, Pak Harto memiliki banyak jasa kepada bangsa dan negara.

"Walaupun ada yang belum setuju (pemberian gelar pahlawan untuk Pak Harto). Itu hak masing-masing, tetapi juga hak bagi Golkar untuk mengusulkan," kata Agung.

Golkar memahami usul itu sampai saat ini belum dikabulkan pemerintah karena untuk menetapkan seseorang sebagai pahlawan membutuhkan proses dan waktu.

Golkar akan tetap mengusulkan, walaupun belum ada kepastian kapan usul itu akan dikabulkan. "Gelar pahlawan nasional untuk Bung Tomo saja baru diberikan setelah sekian lama. Padahal semua orang tahu siapa Bung Tomo," katanya.

Mengenai penggunaan nama Pak Harto untuk iklan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Golkar tidak mempersoalkan. "Itu bagus dong. Berarti apa yang diusulkan Golkar benar adanya. Tidak masalah, boleh-boleh saja," katanya.

Dalam rangka Peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember, Agung Laksono dalam kapasitas sebagai Ketua DPR menjadi inpektur upacara (Irup) pada Upacara Tabur Bunga di Laut Jawa pada Senin pagi.

Tabur bunga dilakukan dari atas KRI Surabaya. Peringatan Hari Pahlawan, menurut Agung, sangat penting untuk menggugah semangat kepahlawanan bagi masyarakat Indoensia, termasuk kalangan pemuda.

"Saat ini yang terpenting adalah bagaimana mengisi semangat kepahlawanan untuk memberantas kemiskinan dan kebodohan," katanya. (*)







Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008