Beijing (ANTARA News) - Produk China kembali dalam sorotan sehubungan pengungkapan kapsul haemorrhoid (wasir) yang ternyata dapat merusak liver. Sebagaimana diberitakan Reuters, pemerintah China telah memerintahkan penarikan kapsul haemorrhoid dari apotek karena kekhawatiran kapsul itu menimbulkan masalah pada liver. Media pemerintah melaporkan bahwa Badan Pengatur Obat dan Makanan (SFDA) setempat telah meminta penarikan kapsul "Zhixue" dari seluruh pelosok negara tersebut. Kapsul itu dibuat oleh Vital Pharmaceutical Holdings Ltd di China baratdaya, lapor kantor berita Xinhua. Sebanyak 21 orang di berbagai wilayah China mengalami "masalah-masalah pada liver" setelah meminum obat tersebut pada beberapa bulan terakhir. Sebanyak 14 pasien lainnya mengalami berbagai masalah lain, ungkap Xinhua. Produk-produk buatan China termasuk obat-obatan telah berulang kali terungkap cacat produksi maupun beracun yang mengakibatkan geger di dalam negeri maupun luar negeri. Dalam situs web SFDA (www.sfda.gov.cn) , Selasa, diungkapkan bahwa penyelidik masih berusaha memastikan jika pil tersebut adalah penyebab masalah kesehatan tersebut. "Kaitan antara kapsul Zhixue dan kerusakan hati adalah belum dikesampingkan," tulis pengumuman di situs tersebut. "Riset-riset lain masih harus dilakukan sesuai prosedur." Vital Pharmaceuticals telah menghentikan produksi pil tersebut dan para pengecer maupun konsumen telah diminta untuk mengembalikannya, ungkap pengumuman resmi tersebut.Tidak diungkapkan jika pil tersebut telah dieksport. Skandal produk China yang masih hangat adalah susu bermelamin yang menyebabkan kematian empat anak-anak.Sebelumnya terdapat penarikan besar-besaran atas mainan anak yang mengandung racun timbal. Xinhua mengemukakan 1.272 Balita masih dirawat di rumah sakit karena menderita sakit ginjal akibat minum susu bermelamin. Dua di antara Balita itu dalam kondisi kritis. Angka bayi yang dirawat sudah jauh berkurang dibandingkan du pekan lalu yang hampir 2.400 Balita, tulis Xinhua.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008