Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Boediono mengatakan ia akan melakukan pembicaraan dengan Gubernur Federal Reserve AS (the fed) Ben S Bernanke mengenai kemungkinan pemberian fasilitas swap kepada Indonesia. "Saya nggak jadi ke sana (AS). Tapi saya akan komunikasi dengan Ben Bernanke mengenai kerjasama Indonesia-AS, termasuk kemungkinan pemberian fasilitas swap yang diberikan AS kepada negara lain," katanya dalam konferensi pers di Jakarta. Dikatakannya, dirinya akan melakukan komunikasi dengan Bernanke melalui telepon. Sebelumnya Boediono berencana ke AS untuk bertemu langsung dengan Bernanke untuk membahas masalah kemungkinan kerjasama tersebut. Namun demikian karena adanya desas-desus soal yang tidak benar soal Bank Century, ia membatalkan misi tersebut. Federal Reserve, untuk pertama kalinya dalam sejarah, setuju memberi fasilitas swap masing-masing senilai 30 miliar dolar AS kepada bank sentral Brazil, Meksiko, Korea Selatan dan Singapura dalam upaya mencairkan likuiditas pasar uang di keempat negara berkembang itu. The Fed juga menyepakati fasilitas serupa kepada bank sentral Australia bulan lalu, dengan meningkatkannya hingga tiga kali lipat menjadi senilai 30 miliar dolar AS. Kelangkaan likuiditas Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda S Goeltom menjelaskan saat ini di berbagai dunia mengalami kekeringan likuiditas akibat mengalirnya kembali dolar ke AS untuk menutupi kerugian yang ada di sana. Hal inilah yang mengakibatkan kelangkaan likuiditas di berbagai negara dan memaksa beberapa negara seperti Pakistan untuk berutang kepada IMF. Di sisi lain, hal ini juga telah mengakibatkan pelemahan mata uang di berbagai negara termasuk Indonesia. Rupiah sendiri telah mengalami pelemahan sebesar 16,88 persen dari Oktober hingga 11 November. Selama sepekan ini berdasarkan nilai tengah rupiah mengalami pelemahan sekitar 7,1 persen. Pada Senin (10/11) rupiah berada pada level Rp11.000 per dolar AS dan pada Jumat (14/11) kurs telah mencapai Rp11.783 per dola AS. Sementara itu, posisi cadangan devisa pada akhir Oktober 2008 telah mencapai 50,58 miliar dolar AS turun 6,528miliar dolar AS dibandingkan bulan September 2008 yang mencapai 57,108 miliar dolar AS atau penurunan paling tajam sepanjang 2008. Sejak Juli 2008, cadangan devisa terus merosot sekitar 10 miliar dolar AS. Akhir Juli 2008, cadangan devisa mencapai 60,563 miliar dolar AS tertinggi selama 2008 ini. Agustus, cadangan devisa turun menjadi 58,358 miliar dolar. Akhir September, kembali merosot 1,15 miliar dolar AS menjadi 57,108 miliar dolar AS. Penurunan cadangan devisa salah satunya digunakan untuk intervensi rupiah agar tidak bergejolak secara dalam. (*)

Copyright © ANTARA 2008