JJakarta, 14/11 (ANTARA) - Teknologi tempel (articulated) pada bus gandeng Transjakarta (busway) dengan lantai tinggi (110cm) yang dinamai Komodo telah dipatenkan PT Asia Auto International (AAI) ke lembaga paten. "Teknologi 'Compressed Natural Gas High Floor Articulated Bus' ini yang pertama di dunia dan sudah dipatenkan," kata Kepala Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi (MEPPO) BPPT Dr Erzi Agson-Gani di Jakarta, Jumat. Bus tempel (articulated) komodo tersebut memiliki kelebihan mampu menikung atau naik-turun beberapa derajat di jalanan dengan aman. Erzi yang membidani disain Komodo sejak awal mengatakan, bus gandeng ini memiliki "chasis" yang tingginya sesuai dengan tinggi pintu halte busway yang standar digunakan di Jakarta. "Busway gandeng yang diimpor dari China selama ini 'chasisnya' rendah, seharusnya dipakai untuk bus biasa yang jenis `low floor` (berlantai rendah) tapi dipaksakan untuk busway dengan meninggikan lantainya, akibatnya tentu saja kurang stabil," katanya. Konstruksi seperti itu membuat gandeng buatan dalam negeri ini lebih stabil dibandingkan buatan China yang digunakan saat ini, demikian Erzi sambil menambahkan bahwa Komodo akan mendapat penghargaan Rintisan Teknologi. Bus tempel Komodo ini berbahan baku CNG dengan "double trap filter" atau sistem penangkap air yang menyebabkan kondisi mesin lebih kering dan bersih sehingga tidak boros dan mudah pemeliharaannya. "Bahan bakar yang dipakai di Indonesia kurang baik mutunya dan membutuhkan biaya pemeliharaan yang tinggi setiap bulannya. Namun dengan teknologi ini, biaya operasi bus 18 meter bisa dihemat seperti layaknya bus 12 meter," katanya. Sayang, meski sudah diluncurkan, pengoperasian 13 unit bus gandeng Komodo sebagai busway di jalur Kampung Melayu-Ancol masih terhambat perizinan. "Kami sebenarnya sudah siap, (perusahaan otobis) Lorena sendiri tinggal menunggu keputusan dari Pemda DKI," Direktur Komersial PT AAI Ruddy Susilo. (*)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2008