Palu (ANTARA) - ARKOM Indonesia, Sulawesi Tengah (Sulteng), melakukan pendampingan dengan memberi pelatihan keterampilan bagi perempuan penyintas bencana gempa dan tsunami Donggala agar dapat berwirausaha untuk perbaikan ekonomi keluarga.

"ARKOM berupaya membantu pemulihan warga dengan melatih mereka membuat minyak goreng dan membuat kue," kata Community Organaizer ARKOM Indonesia, Sulawesi Tengah, Alfredo di Palu, Jumat.

Salah satu desa yang menjadi sasaran program pendampingan adalah Desa Tompe di Kecamatan Sirenja.

Di desa itu terdapat tiga kelompok perempuan penyintas yang jadi sasaran. "Untuk kelompok pelatihan pembuatan kue ada dua kelompok dan pembuatan minyak goreng dari kelapa satu kelompok perempuan," kata Edo sapaan akrab Alfredo.

Baca juga: 5.005 KK penyintas bencana Donggala terancam tak dapat bantuan jadup

Baca juga: Jejak guncangan gempa masih tersisa dalam jiwa di Balaroa

Baca juga: Perjuangan Hajali menyelamatkan diri dari gelombang lumpur


Mereka berjumlah puluhan orang, karena satu kelompok terdiri 10 - 15 orang perempuan. Program pemberdayaan di Desa Tompe dilakukan sejak masa tanggap darurat.

Proses pemberdayaan dengan mengedepankan partisipasi peserta, seperti dalam penyediaan peralatan. "Misalkan, kompor peralatan memasak, sebagian warga yang sediakan. Sebagiannya dari ARKOM," ujarnya.

Saat ini, perempuan penyintas telah dapat membuat sendiri minyak goreng dengan kualitas yang baik dari kelapa, begitu pula dengan pembuatan kue.

"Kami belum menindaklanjuti untuk pengembangan dari program pemberdayaan itu, karena kini beralih ke program relokasi mandiri yang diawali dengan pelatihan pembuatan bata interlok dan risha," katanya.

Risha adalah rumah instan sederhana sehat.

Perempuan penyintas juga terlibat dalam proses itu. "Mereka kami latih merakit besi untuk risha," katanya.*

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020