Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Gerilyawan Taliban membebaskan dua wartawan Afghanistan yang diculik tiga hari lalu di wilayah selatan yang dilanda kerusuhan, kata pejabat dan salah seorang wartawan yang dibebaskan, Minggu. Kedua wartawan itu dibebaskan tanpa syarat pada Sabtu malam setelah negosiasi yang dilakukan wartawan-wartawan lain dan tetua suku di provinsi Zabul, tempat kedua orang itu ditangkap dengan todongan senjata pada Rabu ketika mereka sedang bepergian di sebuah jalan utama. "Mereka berdua dibebaskan dan dalam keadaan baik dan aman," kata wakil gubernur provinsi itu Gulab Shah Alikhail kepada AFP. Kedua orang yang dibebaskan itu adalah Dawa Khan Menapal, yang bekerja untuk Radio Eropa Bebas/Radio Kebebasan, dan Abdul Aziz Popal, wartawan sebuah stasiun televisi lokal di kota Kandahar, Afghanistan selatan. Mereka ditangkap ketika sedang berkendaraan antara Kabul dan Kandahar oleh gerilyawan Taliban yang memblokade jalan dan memeriksa kendaraan mereka. Kelompok gerilya itu seringkali melakukan pemeriksaan semacam itu, untuk mencari orang-orang yang bekerja untuk pemerintah Afghanistan dan sekutu internasional mereka. "Mereka membawa kami ke daerah pegunungan dan kami berada di sana sampai saat kami dibebaskan," kata Menapal kepada AFP. Sejumlah wartawan Afghanistan dan asing telah menjadi korban penculikan di Afghanistan yang dilakukan oleh gerilyawan Taliban dan kelompok kriminal yang menuntut uang tebusan. Seorang jurnalis Kanada, Mellissa Fung, diculik pada bulan lalu di Kabul, ibukota Afghanistan, dan ditahan selama empat pekan. Wartawati itu mengatakan kemudian bahwa penculiknya adalah satu keluarga kriminal yang membeayai kehidupan mereka dengan menculik warga asing dan menuntut uang tebusan. Seorang wartawan Belanda ditahan oleh tersangka gerilyawan Taliban selama sepekan pada bulan ini, sementara seorang pekerja bantuan Perancis yang diculik di Kabul pada 3 November masih belum dibebaskan hingga kini. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang bertanggung jawab atas serangan-serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001. Kelompok militan itu telah menculik puluhan orang asing dan Afghanistan, sebagian besar dari mereka bekerja untuk pemerintah dan sekutunya. Geng-geng kriminal yang menuntut uang tebusan juga mendalangi penculikan-penculikan di negara itu. Pada Oktober, Taliban di provinsi wilayah selatan Helmand menculik rombongan orang yang naik bis yang kata pemerintah sedang pergi menuju Iran untuk mencari pekerjaan dan membunuh beberapa orang dari mereka. Pihak berwenang menyatakan, mereka telah menemukan selusin mayat namun gerilyawan itu mengatakan bahwa 27 orang dari rombongan orang di bis itu dibunuh karena mereka direkrut untuk menjadi aparat keamanan -- sebuah tuduhan yang dibantah oleh militer.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008