Penduduk di seluruh Southern California mendengar dua suara gemuruh sekitar pukul 13:40 waktu setempat (04:20 WIB), ketika Endeavour memecah kesunyian di bawah sengatan sinar matahari saat pesawat ulang-alik tersebut memasuki wilayah udara setempat dalam perjalanan ke Pangkalan Anfkatan Udara Edward, lebih dari 150 kilometer di sebelah utara Los Angeles.
Satu laporan telefon mengenai ledakan diterima oleh Departemen Pemadam Los Angeles, ketika rakyat bereaksi terhadap dua suara gemuruh yang ditimbulkan oleh pesawat ulang-alik itu saat Endeavour terbang di atas kota tersebut.
Awak pemadam dikerahkan ke satu bangunan apartemen di dekat Studio City di sebelah utara pusat kota Los Angeles dan memeriksa kompleks apartemen itu, tapi menyimpulkan bahwa warga telah mendengar suara pesawat ulang-alik tersebut, kata Departemen Pemadam Los Angeles seperti dilaporkan Xinhua.
NASA sebelumnya mengumumkan Badan Antariksa AS itu telah mengalihkan jalur pendaratan pesawat ulang-alik tersebut di California setelah membatalkan dua upaya pendaratan di Pusat Antariksa Kennedy, Florida, akibat angin keras di sana.
Pengalihan itu akan membuat Badan Antariksa tersebut mengeluarkan biaya satu juta dolar AS untuk mengangkut pesawat ulang-alik tersebut kembali ke Florida dengan meletakkannya di atas satu pesawat khusus Boeing 747.
Endeavour adalah pesawat ulang-alik pertama yang mendarat tahun ini di Pangkalan Angkatan Udara Edwards, yang bertugas sebagai tempat pendaratan pendukung NASA bagi program antariksanya.
Pesawat ulang-alik tersebut dan tujuh anggota awaknya kembali dari perjalanan yang berhasil yang telah membantu meningkatkan kemampuan Stasiun Antariksa Internasional (ISS) untuk menampung lebih banyak awak. Empat perjalanan di antariksa juga dilakukan selama perjalanan itu untuk memperbaiki sistem tenaga ISS tersebut.
Misi Endeavour adalah yang terakhir oleh pesawat ulang-alik AS tahun ini. Penerbangan ulang-alik AS yang berikutnya dijadwalkan dilakukan Februari untuk memasang panel sayap energi matahari terakhir di stasiun antariksa itu. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008
