Jakarta (ANTARA) - Rafa Nadal mengaku lebih suka menambahkan gelar baru pada lemari pialanya pada akhir Australia Terbuka sehingga menumbangkan rekor Grand Slam Roger Federer adalah bukan fokusnya.

Ungulan utama Nadal yang berselisih satu gelar Grand Slam dari catatan 20 gelar Grand Slam yang dikoleksi Federer itu mengawali kampanyenya di Melbourne Park lewat kemenangan mudah 6-2 6-3 6-0 atas petenis Bolivia Hugo Dellien di Rod Laver Arena.

Baca juga: Federer siap ayunkan langkah pertama Australian Open

Dalam usia 33 tahun, juara bertahan Prancis Terbuka dan AS Terbuka itu masih berada di puncak permainannya. Sekalipun gagal meraih gelar Slam ke-20-nya di Melbourne, dia akan mencoba lagi di Roland Garros, dimana di sini dia sudah 12 kali juara dalam 15 edisi terakhir.

Sekalipun begitu, Nadal menyatakan hanya fokus pada pertandingan berikutnya.

"Seandainya saya bisa mencapai level tertinggi saya, itulah yang harus saya khawatirkan," kata Nadal dalam jumpa pers setelah meretas pertemuan dengan pemenang laga Federico Delbonis melawan Joao Sousa pada babak kedua Australia Terbuka.

"Jika saya bisa bermain pada level tertinggi saya, biasanya saya mampu menghasilkan peluang bagus. Jika tidak, maka mustahil."

Baca juga: Del Potro mengundurkan diri dari Australian Open
Baca juga: Kalahkan petenis tuan rumah, Nadal lolos ke babak kedua Australia Terbuka



"Jadi, saya tak peduli dengan 20 atau 15 atau 16 (gelar juara Grand Slam). Saya hanya peduli pada terus berjalan, terus menikmati karier tenis saya."

"Ini bukan karena 20 adalah angka yang ingin saya capai. Jika saya mencapai 20, itu fantastis. Jika saya mencapai 21, lebih baik. Jika saya mencapai 19, super bahagia untuk semua hal yang saya lakukan dalam karier tenis saya, bukan?"

"Saya tak memikirkan masa depan, mencapai 21 Grand Slam, misalnya, Saya akan lebih bahagia lagi jika saya mendapatkan 19 dalam 10 tahun," katanya seperti dikutip Reuters.

Nadal meraih satu-satunya gelar juara Australian Open pada 2009 setelah mengalahkan Federer dalam final.

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020