Jakarta (ANTARA) - Aryna Sabalenka menaklukkan petenis China Zheng Qinwen pada final untuk mempertahankan gelar Australian Open di Rod Laver Arena, Sabtu.

Petenis peringkat kedua dunia asal Belarusia itu terbukti terlalu kuat bagi unggulan ke-12 Zheng, dengan torehan kemenangan 6-3, 6-2 pada pertandingan yang berlangsung selama 76 menit, demikian dikutip dari AFP.

Penampilan gemilang itu sekaligus melengkapi pameran dominasi dan kekuatan Sabalenka dalam sepekan terakhir. Sabalenka memenangi gelar Australian Open 2024 tanpa kehilangan satu set pun sepanjang tujuh pertandingan yang ia mainkan.

Sabalenka juga menjadi petenis putri pertama yang sukses mempertahankan gelar Australian Open dalam satu dekade terkini. Terakhir kali turnamen ini memiliki juara bertahan adalah pada 2013, yang juga diukir petenis Belarusia lainnya Victoria Azarenka.

Pada laga final ini, Sabalenka mengukuhkan reputasinya sebagai salah satu petenis paling konsisten di Grand Slam. Ia setidaknya mencapai semifinal dalam enam partisipasinya di ajang utama dengan torehan tiga final dan dua kali menjadi juara.

Kali ini Sabalenka mempecundangi Zheng dengan pukulan-pukulan groundstrokenya dari kedua sudut lapangan dan pukulan-pukulan serve yang konsisten.

Sementara itu, Zheng mencapai final Grand Slam untuk pertama kalinya tanpa bertemu satu pun petenis unggulan dan jurang perbedaan kualitas antara kedua finalis itu segera terlihat.

Sabalenka membuka pertandingan dengan serve mudah, kemudian mengincar dua break point pada kedudukan 15-40 pada gim pembukaan Zheng, ketika pukulan backhand petenis China itu melebar. Sabalenka memaksimalkan kesempatan itu dan menyerang pada serve kedua sang lawan untuk meraih keunggulan 2-0.

Sabalenka melakukan serve untuk membuat skor menjadi 3-0, namun hal itu baru terwujud setelah tiga break point saat Zheng perlahan-lahan mulai mampu mengatasi rasa gugupnya.

Baca juga: Medvedev bangkit dari ketertinggalan untuk capai final Australian Open

Bintang China itu akhirnya mencatatkan skor saat melakukan serve pada gim keempat dengan dua ace yang tidak dapat dikembalikan dan pukulan forehand yang memberi kepercayaan diri kepadanya.

Namun Zheng tidak mampu berbuat banyak untuk menahan serve Sabalenka. Ia kesulitan mengembalikan bola dan memainkan reli.

Zheng menyelamatkan tiga set point dengan sepasang ace dan pukulan winner untuk mengejar kedudukan menjadi 5-3, namun itu hanya menunda Sabalenka memenangi set pertama dalam waktu 33 menit.

Sebanyak tiga double fault termasuk break point membuat Zheng tertekan di set kedua. Ia juga tidak mampu bangkit ketika servenya kembali dipatahkan untuk tertinggal 1-4 ketika pukulan drop shot Sabalenka masuk ke areanya.

Zheng yang berusaha sampai akhir, mampu menggagalkan empat championship point sebelum Sabalenka menutup pertandingan dan memastikan gelar utama ke-14 sepanjang kariernya.

Meski kalah, Australian Open 2024 merupakan turnamen luar biasa bagi Zheng yang akan masuk ke peringkat sepuluh besar dunia saat daftar peringkat baru dirilis pekan depan.

Sedangkan Sabalenka akan tetap menghuni peringkat kedua di bawah Iga Swiatek yang tersingkir di putaran ketiga Australian Open.

Baca juga: Sinner yakin generasi baru punya kemampuan untuk menangi Grand Slam
Baca juga: Djokovic sebut kekalahan dari Sinner pertandingan Grand Slam terburuk


Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024