Surabaya (ANTARA News) - Pemain Persebaya Surabaya keberatan dengan opsi rasionalisasi kontrak yang ditawarkan pengurus, karena akan berdampak besar pada pendapatan mereka.

Keberatan terhadap tawaran opsi rasionalisasi itu, disampaikan pemain saat pertemuan tertutup dengan Ketua Umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar di Surabaya, Kamis.

Dalam kesempatan itu, Saleh Mukadar didampingi Ketua Harian Persebaya Cholid Goromah, Asisten Manajer Tim Saleh Hanifah dan pelatih Freddy Muli, sedangkan manajer tim Indah Kurnia tidak tampak hingga acara usai.

Saleh Mukadar menjelaskan secara terbuka soal kesulitan keuangan yang dialami klub, hingga mengeluarkan kebijakan rasionalisasi kontrak dengan kisaran nol hingga 22 persen.

Rasionalisasi itu hanya diberlakukan untuk pemain yang mempunyai nilai kontrak diatas Rp100 juta.

Di hadapan pemain, Saleh Mukadar membeberkan, pemasukan klub setiap bulannya hanya sekitar Rp269 juta, sementara pengeluaran mencapai Rp1,16 miliar sehingga terjadi defisit lebih kurang Rp894 juta.

Opsi yang ditawarkan pengurus, rasionalisasi kontrak diberlakukan secara keseluruhan dan pemain diberi waktu hingga 9 Desember untuk mengambil keputusan, menolak atau menerima.

Namun, pemain keberatan dengan opsi itu dan meminta agar rasionalisasi hanya diberlakukan untuk sisa musim kompetisi. Artinya, kontrak yang sudah dijalani sekitar enam bulan sebelumnya, tidak ikut dirasionalisasi.

"Opsi yang diminta pemain itu masih bisa dibicarakan hingga 9 Desember mendatang. Kami menghormati keinginan pemain dan kami tidak bersikap kaku," kata Saleh usai pertemuan.

Menurut Saleh, manajemen akan melakukan pendekatan dengan pemain untuk membicarakan masalah ini dan mencari win-win solution.

"Tapi kalau tidak tercapai kesepakatan, bisa jadi opsi ketiga yang diambil yakni pengurus akan memutuskan rasionalisasi secara sepihak. Tapi mudah-mudahan semuanya bisa diselesaikan dengan baik," ujarnya.

"Kami minta pemain ikut memahami kondisi kesulitan keuangan yang dialami klub dan berharap mereka tetap bertahan di Persebaya," tambah Saleh.

Tetap "Tekor"

Rasionalisasi yang diterapkan pengurus juga tidak menutup beban keuangan Persebaya, tapi hanya mengurangi defisit keuangan sekitar Rp300 juta per bulan.

"Jadi manajemen masih tetap tekor hampir Rp600 juta setiap bulan. Sementara untuk mendapatkan sponsor tambahan sudah sangat sulit," tegas Saleh Mukadar.

Para pemain Persebaya yang dikonfirmasi usai pertemuan, tidak bersedia memberikan komentar. Kapten Tim Persebaya Bejo Sugiantoro yang selama ini menjadi juru bicara pemain, juga bungkam soal kebijakan rasionalisasi tersebut.

Pelatih Persebaya Freddy Muli mengaku tidak bisa berbuat apa-apa dan menyerahkan sepenuhnya keputusan menerima atau menolak kebijakan rasionalisasi kepada anak asuhnya.

"Saya juga sedih mendengar kondisi tim, tapi saya juga tidak bisa memaksakan kehendak kepada pemain. Biarlah mereka yang menentukan sendiri," katanya.

Freddy Muli memuji kepemimpinan Saleh Mukadar yang memiliki perhatian sangat besar untuk mengangkat prestasi Persebaya.

"Prestasi Persebaya yang cukup bagus musim ini, memberi kepercayaan kepada penonton. Setiap pertandingan, jumlah penonton yang datang sangat banyak, beda dengan musim lalu," ujarnya.
(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008