Cirebon (ANTARA News) - Masyarakat diperkirakan masih akan tetap menghadapi kelangkaan elpiji karena antrian truk pengangkut elpiji masih terus terjadi di Depo Pengisian Elpiji Pertamina Balongan, Indramayu, Selasa, yang menandakan masih terganggunya distribusi elpiji.

Sementara itu, Kahumas UP VI PT Pertamina Balongan, Darijanto, di Balongan, Selasa, menjelaskan, proses "Turn Around" (TA) atau perawatan rutin Kilang Balongan yang dilakukan sejak 12 Oktober lalu, akan memakan waktu 60 hari.

"Saat ini pelaksanaan proses tengah memasuki masa finishing, dan diperkirakan selesai 25 Desember mendatang," katanya.

Berdasarkan pantauan ANTARA, antrian puluhan unit truk pengangkut elpiji masih mengantri di depan Depo Pengisian Elpiji Pertamina Balongan, namun, berbeda dengan hari-hari sebelumnya, karena kali ini antrian dialami oleh angkutan elpiji ukuran tabung 12 kilogram.

Beberapa hari-hari sebelumnya, antrian justru dialami oleh truk pengangkut elpiji tiga kilogram dan sempat membuat supir angkutan membuang tabung gas ke jalanan sebagai tanda protes.

Saat ini truk pengangkut elpiji ukuran tabung 12 kilogram yang berasal dari sejumlah daerah di wilayah Cirebon tidak diperbolehkan memasuki Depo Pengisian Elpiji Balongan karena pengisian elpiji tersebut hanya diberikan bagi elpiji dengan ukuran tabung tiga kilogram.

Kebijakan pihak Pertamina itu yang dikeluarkan Selasa pagi itu, langsung mengundang kemarahan para sopir truk pengangkut elpiji 12 kilogram karena mereka harus menginap tanpa ada kepastian kapan mereka dapat melakukan pengisian elpiji.

"Kalau harus mengantri berhari-hari, biaya operasional tentu membengkak. Kami tidak mungkin pulang dulu karena sudah mengeluarkan biaya untuk datang ke Balongan," kata Subita, sopir angkutan elpiji dari PT Idola Sentosa Cirebon.

Hal senada diungkap supir angkutan elpiji dari PT Dini Cipta Abadi yang mengatakan, setelah sebelumnya kami mendapat setengah jatah normal, sekarang benar-benar tidak boleh masuk dengan kepastian yang belum jelas.

"Kasihan para pelanggan, dan biaya pengambilan elpiji juga membengkak karena kami juga harus tetap makan sambil tunggu giliran," katanya.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008