Islamabad, (ANTARA News) - Pakistan menggelar kembali ribuan tentaranya ke perbatasan India, kata para pejabat, Jum'at, seperti dilaporkan AFP.

Perdana Menteri India Manmohan Singh memanggil para pimpinan militernya untuk meninjau kembali kesiapan pertahanan New Delhi, sedangkan kementerian luar negerinya menyarankan kepada warga India untuk tidak mengadakan kunjungan ke Pakistan, karena tidak aman bagi mereka.

Perkembangan-perkembangan tersebut membawa hubungan mereka ke tingkat terendah sejak akhir 2001, ketika para pejuang Kashmir melakukan serangan sengit terhadap parlemen India, yang dituding New Delhi bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok ekstrim Lashkar-e-Taiba yang bermarkas di Pakistan.

India juga menuding kelompok yang sama sebagai pelaku serangan Mumbai, dan mengulangi teguran kepada Islamabad bahwa negara tetangganya itu tak bisa mengendalikan kelompok-kelompok militan tadi.  

Dua negara Asia Selatan bersenjata nuklir dan bertetangga itu - yang pernah terlibat perang tiga kali sejak merdeka dari Inggris pada 1947, yang dua di antaranya berkaitan dengan sengketa masalah Kashmir - mengatakan, bahwa mereka tak ingin berperang lagi saat ini, namun saling memperingatkan mereka akan bertindak jika diprovokasi.

Perdana Menteri Yousuf Raza Gilani Jum'at menandaskan kembali, bahwa Pakistan adalah negara yang 'cinta-damai', dan mengatakan kepada para wartawan di kota timur Lahore, bahwa saat ini Islamabad tidak 'berancana melakukan serangan,' tetapi akan membalas kalau diprovokasi, kata kantor berita setempat APP.

Di Islamabad, para pejabat senior keamanan dan pertahanan mengatakan, tentara telah dipindahkan dari daerah sabuk suku baratlaut di perbatasan Afghanistan, daerah pertahanan Taliban dan Al Qaeda, ke perbatasan timur dekat India.

"Kami tak ingin menciptakan perang tapi kami meminimalkan kemungkinan acaman keamanan," kata seorang pejabat kementerian pertahanan kepada AFP, yang minta tak disebut namanya.

Pergeseran besar-besaran tentara Pakistan dari daerah suku itu diperkirakan akan menimbulkan  kekhawatiran Washington dan negara Barat lainnya, karena hal itu akan membuka  pintu bagi serangan-serangan lintas perbatasan terhadap pasukan asing di Afghanistan.

"kami terus menyerukan kepada kedua pihak untuk bekerjasama dalam penyelidikan serangan Mumbai, di samping perlawanan terhadap terorisme pada umumnya," kata jurubicara Gedung Putih, Gordon Johndroe kepada AFP.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008